Dosen Universitas Paramadina itu memandang UN bukanlah sesuatu yang penting. Bahkan, dia mendukung penghapusan UN. "Evaluasi siswa dikembalikan ke guru seperti tercantum pada undang-undang," paparnya.
Pemikiran tersebut muncul, menurut Abduhzen, karena kecurangan akan terus terjadi selama UN masih dilaksanakan. Pasalnya, siswa ingin mendapat nilai tinggi. Belum lagi UN juga menjadi salah satu syarat masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
"Selain itu, ada pengaruh pemerintah daerah yang ingin diekspose dengan hasil nilai UN yang tinggi," imbuhnya.
Tidak hanya itu, pengamat pendidikan tersebut juga melihat data-data sebelumnya tidak menunjukkan UN meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Padahal, UN sudah digelar selama lebih dari 10 tahun.
"Tetapi, nyatanya kualitas murid tidak meningkat. UN itu hanya basa-basi, banyak data yang sudah membuktikannya,'' ujarnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)