JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, pemerintah bersikap total untuk memerangi kecurangan dan kebocoran pada ujian nasional (UN). Bahkan, dia meminta semua pihak untuk melaporkan kebocoran dan kecurangan yang terjadi.
Jokowi menyatakan, perang terhadap kecurangan dan bocornya soal ini digaungkan karena pemerintah menerapkan indeks integritas yang hanya berlaku di era pemerintahannnya saja.
"Dari awal sudah disampaikan bahwa kita total memerangi kecurangan dan kebocoran. Laporkan kebocoran dan kecurangan karena kita ada target indeks integritas tadi," ungkap Jokowi.
Di sela-sela pemantauan UN di SMAN 2 Jakarta, Jokowi menjelaskan, indeks integritas ini penting karena menggiring sekolah tidak menargetkan persentase kelulusan semata. Namun seberapa tinggi penerapan kejujuran di sekolah tersebut sehingga tidak ada siswa mencontek dari bocoran soal yang tidak diketahui kebenarannya.
"Pemerintah sudah mempunyai perangkat untuk melihat kejujuran di sekolah yang bersangkutan dan dia menegaskan semua potensi kecurangan akan terlihat dari perangkat tersebut," tegasnya.
Jokowi menuturkan, UN tahun ini tidak lagi menjadi penentu kelulusan dan ini menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Sebab hal ini akan menurunkan tekanan dan risiko kepada siswa dan sekolah.
Mantan Walikota Solo itu juga melihat pelaksanaan UN computer based test (CBT) pada hari pertama berjalan dengan baik. Meski ada kendala, dia melihat masalah tersebut hanya terjadi di tiga sekolah dan tidak terlalu menganggu.
"Rintisan UN CBT saya lihat cukup berhasil karena hanya ada kendala di tiga sekolah. Itu berarti hanya 0,6 persen dari 515 sekolah dan artinya (UN CBT) berjalan dengan baik," ujarnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)