JAKARTA – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menegaskan komitmen pemerintah untuk menghadirkan pendidikan bermutu bagi seluruh warga negara. Hal itu disampaikan dalam dialog bersama pemangku kepentingan pendidikan, termasuk pemerintah daerah.
Dalam pertemuan tersebut, Wamen Fajar memaparkan sejumlah program yang tengah dan akan dijalankan pemerintah, mulai dari pembangunan infrastruktur pendidikan hingga penguatan ekosistem pembelajaran.
“Ada beberapa hal yang sudah dan akan dilanjutkan ke depannya terkait bagaimana kita bersama-sama menggotong dunia pendidikan agar benar-benar bisa menciptakan pendidikan yang bermutu untuk semua. Ini merupakan mandat dari Presiden Prabowo yang memberi perhatian besar terhadap pendidikan,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).
Fajar menilai pidato Presiden Prabowo di Puncak Hari Guru Nasional 2025 menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Ia juga menyinggung latar belakang keluarga Presiden Prabowo yang memiliki kontribusi kuat terhadap sejarah kebijakan pendidikan Indonesia, salah satunya melalui sosok Profesor Soemitro Djojohadikoesoemo.
“Tidak banyak yang tahu bahwa Prof. Soemitro adalah salah satu arsitek kebijakan pendidikan nasional yang melahirkan UU Sisdiknas 1989,” jelas Fajar.
Wamen Fajar mengungkapkan, program revitalisasi sekolah tahun ini melampaui target awal 10.440 sekolah, menjadi lebih dari 16 ribu satuan pendidikan melalui mekanisme swakelola.
“Dengan gotong royong, jumlahnya melonjak menjadi 16 ribu lebih dengan anggaran yang sama. Presiden bahkan menyampaikan bahwa tahun depan jumlah sekolah penerima revitalisasi akan dilipatgandakan menjadi sekitar 60 ribu,” ucapnya.
Program ini juga berdampak pada ekonomi masyarakat. Sedikitnya 300 ribu tenaga kerja berhasil terserap dalam proses revitalisasi tersebut.
Selain pembangunan fisik, pemerintah turut membagikan interactive flat panel (IFP) sebagai sarana digital bagi sekolah. Fajar menyebut kebijakan ini sebagai “revolusi pendidikan” yang digagas Presiden Prabowo.
“Ini revolusi. Penguatan infrastruktur fisik dan digital ini mungkin baru dilakukan kembali sejak era Presiden Soeharto dengan program SD Inpres,” ungkapnya.
Selama era Orde Baru, hampir 150 ribu SD Inpres dibangun hingga tahun 1993–1994. Wamen Fajar menilai langkah Presiden Prabowo saat ini memiliki skala masif dan kolosal yang sebanding.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)