JAKARTA - Seorang bocah bernama Theodore Kwan tengah menjadi sorotan publik dan menjadi viral. Pasalnya, meski baru berusia 7 tahun atau setara dengan 1 SD, dia sudah belajar di bangku kuliah.
Tidak tanggung-tanggung, Theodore kuliah di jurusan Kimia di Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Disebutkan, Theodore memiliki IQ mencapai 154.
Berikut ini Faktanya, seperti dikutip dari NTU, Senin (27/10/2025).
1. IQ di Atas Rata-Rata
Theodore Kwan baru berusia tujuh tahun. Namun, ia menghadiri kuliah Kimia tingkat universitas di NTU untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Dengan IQ 154, anak ajaib ini sangat mencintai sains. Awal tahun ini, ia menjadi orang termuda di Singapura yang meraih nilai A untuk ujian Kimia dalam International General Certificate of Secondary Education (IGCSE), ujian setara O Levels, yang ia ikuti saat berusia enam tahun 10 bulan.
2. 'Mahasiswa' Termuda
Sejak Agustus tahun ini, seorang anak laki-laki Singapura berusia tujuh tahun telah muncul di NTU sekitar tiga kali seminggu dengan tablet, catatan cetak, dan botol air di tangan.
Didampingi oleh Ibu atau Ayah, Theodore Kwan berada di NTU untuk kuliah kimia dasar selama satu hingga dua jam, sebagai tamu dosen senior Dr Sumod Pullarkat.
Theodore bukan siswa terdaftar dan tidak mengikuti sesi laboratorium kimia atau mengikuti tes.
Dia ada di sana murni untuk mempelajari konsep-konsep tingkat lanjut yang membuatnya penasaran, seperti teori orbital molekul, sebuah metode yang menggunakan mekanika kuantum untuk menjelaskan perilaku elektron.
3. Theodore dengan 5 Rekor
Theodore memegang lima rekor Singapura, termasuk satu rekor sebagai orang pertama dan termuda yang meraih nilai penuh dalam Olimpiade sains .
Wakil Presiden dan Rektor NTU, Prof. Christian Wolfrum, mengatakan Sebagai universitas, NTU terbuka untuk semua talenta. Meskipun Theodore tidak terdaftar sebagai mahasiswa, kami sangat senang dapat membangkitkan minatnya di bidang kimia.
Selain itu, kehadirannya di kelas bersama mahasiswa S1 lainnya menciptakan ilmu kimia baru yang dapat bermanfaat bagi semua orang.
4. Bakat Tak Kenal Usia
Prof. Christian Wolfrum menegaskan, bakat tidak mengenal batasan usia. Baik muncul sejak dini maupun lambat, bakat tersebut harus selalu dipupuk. NTU berkomitmen untuk menyediakan pembelajaran bagi semua orang yang siap mengeksplorasi potensi mereka dan memberikan dampak.
Seorang dosen membuka pintu bagi ilmuwan pemula
Ibu Theodore, Crystal Tang, yang mendidik dia dan adik perempuannya yang berusia empat tahun di rumah, adalah seorang mahasiswa PhD di sekolah kedokteran NTU .
Dia pertama kali menghubungi Dr Pullarkat, yang juga Asisten Ketua (Akademik) di sekolah kimia, teknik kimia, dan bioteknologi NTU, untuk membahas masalah administrasi kursus.
Ketika Dr Pullarkat mengetahui minat Theodore, ia mengundang ahli kimia pemula itu untuk menghadiri kuliahnya.
"Saya pikir dengan menjadi tamu di kuliah kimia mahasiswa baru saya, Theodore akan bisa menggali lebih dalam minatnya di bidang kimia," ujar Dr. Pullarkat.
"Sekarang ia punya kesempatan untuk mengeksplorasi topik-topik tingkat tinggi tanpa harus mengikuti ujian atau penilaian."
Menurutnya, Theodore sangat haus belajar dan telah menuntut ilmu kimia tingkat tinggi, jadi kami sangat berterima kasih atas kesempatan langka untuk bergabung dalam perkuliahan di NTU ini.
Setiap Kamis, di sebuah teater besar, bocah lelaki berusia tujuh tahun yang periang ini duduk di dekat barisan depan bersama para mahasiswa NTU, Constance Han, Zhou Tianya, dan Samuel Chew, yang telah menjadi teman-teman barunya. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan Dr. Pullarkat dengan antusias, dan dosennya sering menghampiri untuk mendengarkan jawaban bocah lelaki yang bersuara lembut itu.
5. Theodore Ingin Tinggal di NTU
Bagi Theodore, menghadiri kuliah tingkat universitas adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ibunya bercerita bahwa tepat setelah mengantarnya ke NTU untuk kuliah pertama, Theodore bertanya: "Bisakah saya menghadiri kuliah setiap hari? Bisakah saya tinggal di NTU?"
Teman-teman kuliahnya juga akan menyukainya.
"Saya tak sabar bertemu dengannya di kuliah mingguan kami. Senyum Theodore yang ceria dan tingkahnya yang nakal membuat kelas terasa menyenangkan. Melihatnya begitu bersemangat belajar sungguh memberi saya energi," ujar Constance, mahasiswa baru jurusan ilmu sistem bumi lingkungan.
(Rani Hardjanti)