Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rektor UB Soroti Pendirian Universitas Danantara

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 04 Agustus 2025 |13:03 WIB
Rektor UB Soroti Pendirian Universitas Danantara
Rektor Universitas Brawijaya
A
A
A

MALANG - Rencana pendirian Universitas Danantara disorot oleh Rektor Universitas Brawijaya (UB). Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anaganta Nusantara) yang dideklarasikan Prabowo Subianto itu merilis akan membuat perguruan tinggi baru demi memenuhi kebutuhan industri di Indonesia, bekerjasama dengan kampus-kampus luar negeri terkemuka.

Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo mengatakan, seharusnya Danantara bisa menjadi pihak yang mengoneksikan antara pendidikan dan industri di Indonesia. Sebab selama ini ia menilai link and match antara industri dan pendidikan di Indonesia masih kurang terintegrasi dalam suatu sistem.

"Sebenarnya kita sangat berharap kepada pemerintah dan Danantara. Danantara itu yang harusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM dan juga ekosistem industri," kata Prof. Widodo, usai kegiatan vokasi di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, ekosistem industri di Indonesia selama ini banyak bergantung dari luar negeri, sehingga perlu disiapkan roadmap atau alur penyelarasan antar ekosistem yang ada. Beberapa roadmap itu mulai dari risetnya, keperluan apa saja, hingga kebutuhan bahan baku hingga Sumber Daya Manusia (SDM) dari dalam negeri.

"Itu penting, industri tidak akan pernah maju kalau itu berdiri sendiri tanpa ekosistem yang baik. Ekosistem itu dalam konteks mendukung bahan baku, dan juga regulasi untuk memudahkan industrialisasi atau bisnis di Indonesia itu menjadi bagian penting," ujarnya.

Tapi ia melihat jika memang pendirian universitas atau perguruan tinggi baru oleh Danantara, dengan menggandeng kampus luar negeri untuk meningkatkan SDM dinilainya bagus. Tapi saat ini ia melihat banyak SDM di kalangan akademisi yang mumpuni.

"Ya kalau tujuannya untuk meningkatkan SDM Saya kira bagus, Tapi harusnya Danantara mikir dulu bagaimana industrialisasi mulai dibentuk di Indonesia, ekosistem yang dibentuk, roadmap sistem jadi bagian pentingnya. Itu harusnya Danantara harusnya masuk ke situ dulu," ucap rektor kelahiran Bojonegoro ini.

Apalagi berkaca pada rencana Danantara menggandeng kampus-kampus dari luar negeri, ia menilai hal itu seperti meremehkan kualitas perguruan tinggi dalam negeri yang memiliki keahlian di teknologi. Ia mencontohkan ada beberapa ahli industrialisasi dan teknologi, dari kampus-kampus seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), hingga Universitas Indonesia (UI).

"Dia kerjasama dengan universitas top di dunia, berarti dia tidak memandang universitas di dalam negeri bagus, ITB kurang bagus apa, UI, IPB, kalau nggak mau dengan UB kan ITB, UI, IPB, orang-orangnya UGM. Tapi dia menggandeng perguruan tinggi luar negeri, kalau itu dilakukan terus maka akan terjadi *missed link*, pendidikan kita tidak akan pernah maju juga," tegasnya.

 

Seharusnya pemerintah dan Danantara meminta perguruan tinggi di Indonesia menyediakan akademisi atau orang-orang berkompeten di bidangnya, yang kemungkinan besar para perguruan tinggi itu akan senang dan mau melakukannya.

"Harusnya Danantara itu menyiapkan bagaimana roadmap industrialisasi di Indonesia, dan bagaimana mengeksekusikannya, dan bagaimana ekosistem itu. Orang pintar sudah banyak, tetapi orang-orang di Indonesia belum terhimpun untuk melakukan riset yang high tech atau riset yang disesuaikan untuk industri," paparnya.

"Karena industri di Indonesia belum ada risetnya, intinya dikerjakan dari luar. Industri di Indonesia yang betul-betul milik dalam negeri sangat sedikit, sangat kecil mayoritas dari luar. Bagaimana harusnya Danantara ini membuat roadmap," tuturnya.

Ia khawatir, jika pemerintah melalui Danantara memilih para ahli dari luar negeri, membuat orang-orang yang memiliki keahlian di masing-masing perguruan tinggi di Indonesia tak terpakai. Padahal secara kualitas dan kemampuan SDM itu bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Dampaknya orang-orang hebat yang dari dalam negeri tidak dipakai, orang lebih senang pakai yang dari luar negeri. Dia kerjasama dengan Universitas top di dunia, berarti dia tidak memandang universitas di dalam negeri bagus," tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, Danantara meluncurkan Danantara University sebagai bagian untuk pengembangan sumber daya manusia pada 25 Juli 2025 lalu. Perguruan tinggi ini diluncurkan bekerjasama dengan 9 kampus ternama dari Amerika Serikat, Eropa, dan China.

Beberapa kampus ternama dunia di antaranya Tsinghua University, Stanford University, hingga Columbia University, akan digandeng untuk mewujudkan sejumlah program dengan Danantara University. Danantara Indonesia Academy yang ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.

(Khafid Mardiyansyah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement