Apakah Passing Grade Beasiswa LPDP Makin Sulit? Ini Faktanya
Seleksi LPDP sendiri terdiri atas dua tahapan utama: pertama, Tes Bakat Skolastik (TBS) dan penilaian administratif; kedua, seleksi substansi yang meliputi wawancara dan penilaian rencana studi serta kontribusi pelamar. Jadwal seleksi ini telah dirilis secara resmi dan dapat diakses oleh seluruh pendaftar melalui laman LPDP.
Dalam dokumen kebijakan umum beasiswa, LPDP juga memberikan penjelasan mengenai persyaratan IPK minimal, skor bahasa Inggris, dan kriteria khusus pada masing-masing skema beasiswa, terutama untuk jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi peserta dari wilayah tertinggal, prasejahtera, hingga Putra-Putri Papua.
Tanpa adanya angka resmi mengenai passing grade, hal terbaik yang dapat dilakukan oleh calon pendaftar adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan meliputi penguasaan materi TBS, latihan soal-soal numerik dan verbal secara konsisten, serta peningkatan kemampuan bahasa Inggris. Tak kalah penting, pelamar juga perlu menyusun rencana studi yang matang serta memiliki komitmen kuat untuk berkontribusi bagi Indonesia setelah menyelesaikan studi.
Dalam prosesnya, LPDP menilai bahwa beasiswa ini bukan sekadar program bantuan pendidikan, melainkan investasi jangka panjang dalam pengembangan sumber daya manusia unggul. Oleh karena itu, seleksi dilakukan secara ketat namun tetap memberi ruang bagi siapa pun yang menunjukkan potensi akademik dan dedikasi tinggi terhadap pembangunan bangsa.
Dengan kata lain, meskipun tantangan beasiswa LPDP terasa semakin berat, peluang tetap terbuka luas bagi peserta yang sungguh-sungguh mempersiapkan diri. Tingginya minat masyarakat harus dibarengi dengan kualitas yang sepadan agar mampu bersaing secara sehat dan profesional.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)
