JAKARTA - Perbandingan riwayat pendidikan konglomerat Prajogo Pangestu dan Tomy Winata menjadi sorotan. Sebab, keduanya belum lama ini tampak ikut mendampingi Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke China.
Mereka bersama dengan para konglomerat Indonesia lain juga hadir di jamuan kenegaraan yang digelar di Great Hall of People di Beijing, China pada Sabtu lalu.
Diketahui, para konglomerat ini turut mendampingi Prabowo Subianto untuk bisa memperdalam kerjasama bisnis antara Indonesia dan China. Harapannya, kerjasama ini dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Prajogo Pangestu dan Tomy Winata memang dikenal sebagai konglomerat yang memiliki harta kekayaan luar biasa. Bahkan, ada yang masuk sebagai salah satu tokoh terkaya di dunia.
Tomy Winata dikenal sebagai salah satu anggota 9 naga dengan kekayaan yang mencapai USD900 juta atau sekitar Rp14,6 triliun pada 2016. Dirinya merupakan pemilik Artha Graha dimana kawasan SCBD adalah salah satu kesuksesan besarnya.
Jauh dari pada itu, harta kekayaan Prajogo Pangestu diketahui mencapai USD51,9 miliar atau sekitar Rp813,79 triliun menurut data Forbes The Real Time Billionaires, Selasa (12/11/2024). Angka ini menempatkannya sebagai orag terkaya ke 29 di dunia saat ini.
Namun dibalik kesuksesan dua konglomerat yang mendampingi Presiden Prabowo Subianto ke China tersebut, rupanya tersimpan fakta tidak terduga dimana Tomy Winata dan Prajogo Pangestu rupanya tidak mengenyam pendidikan yang memadai
Diketahui, keduanya hanya merupakan lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang kemudian banting setir untuk mengumpulkan uang.
Tomy Winata diketahui memang sengaja memili bersekolah hanya sampai jenjang SMP karena ketertarikannya pada dunia politik. Selain itu, ia juga merupakan seorang yatim piatu yan berada di garis kemiskinan sehingga melanutkan pendidikan ke perguruan tinggi dirasa sangat sulit.
Alhasil, ia memilih bekerja dan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Hasilnya, ia memiliki Arta Graha Network (AGN) yang kini telah memiliki sejumlah anak perusahaan yang menjadi sumber penghasilannya.
Tak jauh berbeda, Prajogo Pangestu juga hanya merupakan lulusan SMP. Pemilik Barito Pacific ini diketahui adalah lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Singkawang.
Setelah lulus, ia sempat merantau ke Jakarta, namun gagal. Ia pun lantas mejadi sopir angkot dan mulai membuka usaha kecil-kecilan. Hingga pada satu ketika, dirinya bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia yang kemudian menerimanya bekerja.
Dari sinilah kemudian Prajogoberkembang. Ia kemudian mundur dari perusahaan tersebut dan membeli sebuah perusahaan. Perlahan namun pasti, usahanya terus maju dan membuatnya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dan dunia.
Itulah perbandingan riwayat pendidikan konglomerat Prajogo Pangestu dan Tomy Winata yang ternyata sama-sama lulusan SMP.
(Taufik Fajar)