“Di antara yang 80 persen paten tersebut, ada 30-40 persen yang merupakan produk interdisiplin antara peneliti di bidang kesehatan dan engineering. Contohnya adalah produk Ventilator, yang merupakan kerjasama antara peneliti di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik,” tutur pria kelahiran Jakarta, 10 Januari 1983.
Pria yang pernah menjabat Konsultan Master Plan Percepatan dan Pembangunan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia ini menambahkan, dalam bidang riset dan inovasi UI memiliki keunggulan di bidang engineering (artificial intelligence, transportasi berbasis listrik dan tenaga surya, bangunan cepat maju dan cepat bangun).Dalam bidang kesehatan, UI membuat inovasi dalam sejumlah hal seperti alat kesehatan elektromedik, dan terakhir dalam bidang obat dan fitofarmaka.
“Dalam bidang obat dan fitofarmaka, stem cell atau sel punca, vaksin, implan tulang, implan mata, dan implan gigi masuk dalam kategori terbesar saat ini. Untuk startup UI kategori riset dan inovasi terbesar saat ini yakni engineering, alat kesehatan, serta obat dan fitofarmaka,” ujarnya.
Caption: Inovasi produk pangan dan kosmetik dari startup DISTP UI, Cocova dan Rolic. dok. Humas UI
Prestasi Startup Binaan DISTP UI
Belum lama ini dua startup inovatif Universitas Indonesia (UI) yakni Cocova dan Rolic, berhasil masuk dalam jajaran 15 besar Youth Sharia Sociopreneurship Competition (YSSC) 2024. Kompetisi syariah ini diikuti oleh ratusan peserta, dan diselenggarakan oleh Bank Indonesia bersama Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga.