Diplomasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Sebagai bekal dalam menghadapi era globalisasi, kemampuan berdiplomasi dinilai penting untuk ditanamkan sejak usia sekolah agar anak memiliki keterampilan dalam berinteaksi dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi, termasuk interaksi di dalam hubungan internasional. Dengan skill ini para siswa diharapkan dapat mengasah kemampuan diplomasi, memahami apa saja isu-isu global, dan melatih daya pikir siswa dalam menyelesaikan permasalahan global.
Caka Alverdi Awal Director for International Security and Disarmament Ministry of Foreign Affairs RI mengatakan bahwa kegiatan HSMUN ini dapat memberikan banyak nilai positif khususnya kepada pelajar. Menurutnya, konferensi model PBB seperti HSMUN menjadi wadah untuk berlatih dan mempelajari bagaimana cara berdiplomasi dan negosiasi dalam memecahkan masalah keamanan internasional.
“Saya mendorong peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan berdiskusi dan mendengarkan ide dari peserta lain. Dalam berdialog kita pun harus menyikapi perbedaan-perbedaan pandangan dari peserta lain. Dalam karir apapun pasti kita harus melakukan diplomasi. Kemampuan berdiplomasi yang perlu dikuasai seperti komunikasi, negosiasi, dan presentasi,” ujarnya.
Caka menambahkan, dengan mengikuti kegiatan selama dua hari ini peserta dapat mengasah keterampilan berbicara di depan publik. bernegosiasi, melakukan riset/penelitian, memecahkan masalah, kompromi, dan kerjasama. Dengan mengikuti kegiatan HSMUN, siswa bisa menumbuhkan rasa toleransi, menghargai pendapat, dan budaya dari setiap orang yang berbeda.

Odilia Chiara saat melakukan sesi wawancara dengan keynote speaker HSMUN. (dok.foto iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan).