Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Banyak Siswa Tak Jago Berhitung, Prabowo Bakal Perbaiki Pembelajaran Matematika sejak TK

Fadhila Khairunnisa , Jurnalis-Jum'at, 25 Oktober 2024 |10:56 WIB
Banyak Siswa Tak Jago Berhitung, Prabowo Bakal Perbaiki Pembelajaran Matematika sejak TK
Prabowo ubah metode pembelajaran matematika dari TK (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintahan Prabowo Subianto bakal memperbaiki metode pembelajaran matematika, terutama di tingkat SD dan TK. Hal ini lantaran sejumlah unggahan menunjukkan ketidakmampuan siswa dalam berhitung viral.

Beberapa unggahan yang menunjukkan ketidakmampuan pelajar sekolah menengah dalam membaca dan berhitung—kemampuan yang seharusnya telah dikuasai pada pendidikan dasar—viral di media sosial.

Contohnya, video seorang pembuat konten menanyakan hasil perkalian 6X5 kepada seorang siswa berpakaian seragam pramuka. Siswi tersebut tak mampu menjawab soal matematika sederhana tersebut.

Demikian halnya ketika ditanya hasil penambahan 6+10, siswi yang mengaku kelas 9 itu menjawab 60. Jawaban semestinya 16. Pada 2022 pelajar Indonesia memperoleh skor kemampuan matematika 366 poin, turun dibanding hasil penilaian PISA tahun 2015-2018.

Skor itu menempatkan Indonesia pada peringkat ke-6 dari 8 negara ASEAN yang ikut tes PISA. Di bawah Indonesia hanya tersisa Filipina dan Kamboja.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru saja dilantik Senin (21/10) lalu, Abdul Mu’ti, mengatakan Presiden Prabowo Subianto berniat memperbaiki metode pembelajaran matematika, terutama di tingkat sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK)

“Tadi ada tawaran bagaimana pelajaran matematika di tingkat SD, kelas 1-4 dan mungkin mengenalkan matematika untuk anak-anak di tingkat TK,” kata Abdul Mu'ti di Istana Kepresidenan Jakarta, dilansir dari BBC, Jumat (25/10/2024).

Apa biang kerok minimnya kemampuan membaca dan berhitung siswa di Indonesia dan apa yang kita bisa pelajari dari negara-negara lain?

‘Saya tanya berapa 6+8, mereka jawab 12’

Anas Baihaqi, seorang aparat sipil negara (ASN) di sebuah institusi pemerintah di Indonesia Tengah, mengalami langsung kondisi rendahnya kemampuan matematika dasar para siswa.

Ketika kantornya menerima empat siswa kelas 13 sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk praktik kerja lapangan (PKL), dia mengaku kaget sekaligus prihatin saat mendapati empat pelajar tersebut tak memahami konsep penghitungan matematika dasar.

“Pas saya uji operasi hitungan sederhana aja mereka masih salah. Saya tanya berapa 6+8, mereka jawab 12. Saya tanya berapa nilai rata-rata dari 6 dan 8, mereka jawab enggak tahu. Katanya mereka enggak suka pelajaran matematika,” tulis Anas.

Anas kembali dibuat kaget ketika para pelajar menengah atas itu tidak mampu membaca bilangan lebih dari tiga digit. Keprihatinannya semakin dalam.

“Sebelum saya mengajarkan fungsi Excel kepada mereka, materi yang saya ajarkan harus mundur jauh ke belakang, yaitu pelajaran matematika SD,” ungkapnya.

Unggahan Anas tersebut viral dan mengundang banyak komentar dan keprihatinan yang sama. Malah beberapa warganet mengaku menghadapi situasi serupa.

“Saya lihat mereka asalnya rata-rata dari Jawa, Kalimantan, Sumatera, ternyata ini me-nasional,” kata Anas.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement