JAKARTA - Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dinilai harus membantu berikan solusi, menyiapkan dokter masa depan. Caranya, pendidikan dokter harus lebih personalized, lebih holistik, pendidikan dokter mengarah pada penguasaan promotive, preventif seimbang dengan kuratif dan ingat pendidikan dokter harus memperhatikan beberapa fungsi yang akan tergantikan oleh robot.
Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Prof dr. Budi Sanoso (Prof Bus) menjelaskan, untuk mencapai hal tersebut harus dilakukan mulai dari saat penerimaan mahasiswa baru fakultas kedokteran.
Menurutnya, seorang mahasiswa harus betul-betul memiliki peminatan sebagai seorang dokter dan bukan kemauan orangtua dan keluarga semata. Mahasiswa harus memenuhi standar akademik yang ditetapkan dan saat wawancara harus tatap muka.
Selanjutnya saat penerimaan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) hindari perjokian dan jumlah mahasiswa yang dterima di fakultas kedokteran harus memperhatikan jumlah sumber daya manusia pengajar dan tenaga pendidik serta sarana prasarana.
Dia yang juga Dekan FK Universita Airlangga pun bicara tentang kurikulum berbasis teknologi kesehatan. Penggunaan teknologi seperti telemedicine, artificial intelligence dalam diagnosis, serta rekam medis elektronik membutuhkan kurikulum kedokteran yang mampu mengajarkan keterampilan teknologi ini kepada mahasiswa kedokteran.