DALAM konteks teori media ekologi, media sosial tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga menciptakan ekosistem yang mempengaruhi cara Generasi Z berinteraksi, berpikir, dan memahami dunia di sekitar mereka. Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di era internet dan media sosial, sangat dipengaruhi oleh media digital dalam banyak aspek kehidupan mereka, termasuk kesehatan mental.
Marshall McLuhan, seorang tokoh utama dalam media ekologi, menyatakan bahwa media adalah "ekstensi" dari manusia, dan media digital secara efektif telah memperpanjang pengalaman sosial dan psikologis Generasi Z. Akses konstan ke informasi dan interaksi melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter telah menciptakan tekanan sosial yang tak pernah ada sebelumnya. Dalam lingkungan di mana tampilan diri dikurasi dan interaksi sosial sering terjadi secara virtual, ada peningkatan dalam tingkat kecemasan, depresi, dan gangguan kesehatan mental lainnya
Salah satu fenomena yang sering dibahas adalah dampak perbandingan sosial di media sosial. Karena Generasi Z terus menerus terpapar pada versi yang diedit dari kehidupan orang lain, mereka sering kali merasa tidak memadai atau tidak memenuhi standar tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi media sosial yang berlebihan dapat memicu masalah harga diri, body image, dan kesehatan mental yang lebih buruk
Selain itu, teori agenda-setting dalam media ekologi juga relevan dalam memahami bagaimana media sosial berfungsi dalam pembentukan identitas dan kesehatan mental. Alih-alih media tradisional yang mengatur agenda sosial, kini individu, influencer, dan algoritma media sosial memiliki peran besar dalam mengatur apa yang dianggap penting oleh Generasi Z. Misalnya, isu-isu kesehatan mental yang viral di TikTok atau Instagram dapat menciptakan percakapan besar dalam kelompok ini, tetapi seringkali kontennya tidak divalidasi oleh profesional kesehatan, sehingga bisa menyesatkan atau bahkan berbahaya
Meskipun demikian, tidak semua dampak media sosial pada kesehatan mental bersifat negatif. Beberapa studi menunjukkan bahwa media sosial juga menyediakan ruang bagi Generasi Z untuk menemukan dukungan emosional, berbagi pengalaman, dan mempromosikan kesehatan mental positif. Komunitas daring yang berfokus pada kesehatan mental atau self-care telah menjadi saluran penting bagi generasi ini untuk mendapatkan dukungan yang mungkin sulit ditemukan di dunia nyata.
Namun, secara keseluruhan, tantangan terbesar adalah bagaimana ekosistem digital saat ini dapat menciptakan tekanan mental yang lebih besar daripada yang dihadapi generasi sebelumnya. Dengan sifat interaktif dan tak terputus dari media digital, Generasi Z sering kali merasa sulit untuk memisahkan kehidupan pribadi dari kehidupan daring, yang dapat memperburuk masalah kesehatan mental mereka
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa setelah pandemi, lebih dari 40% pengguna media sosial di kalangan remaja melaporkan peningkatan perasaan stres dan cemas. Salah satu contoh kasus yang menjadi sorotan adalah tren yang berkembang di TikTok terkait dengan konten self-diagnosis kesehatan mental. Banyak pengguna TikTok yang berbagi pengalaman pribadi mereka tentang masalah kesehatan mental seperti kecemasan, ADHD, atau depresi, yang sering kali viral dan menciptakan tren. Meskipun ini memberikan ruang bagi diskusi tentang kesehatan mental, sayangnya konten ini sering kali tidak disaring oleh profesional medis, sehingga dapat menyesatkan remaja yang kemudian merasa mereka menderita kondisi tertentu hanya karena melihat konten yang serupa
Mengatasi Tantangan Kesehatan Mental di Ekosistem Media Sosial
Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi "lingkungan hidup" bagi Generasi Z, di mana informasi dan interaksi sosial secara langsung mempengaruhi kesejahteraan mental mereka. Teori media ekologi mengingatkan kita bahwa kita tidak hanya hidup di dalam media, tetapi media hidup bersama kita dan mengubah cara kita memandang diri sendiri dan dunia. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pembuat kebijakan, platform media sosial, dan masyarakat umum untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat, yang mendukung kesehatan mental daripada merusaknya.
Inisiatif seperti batas waktu penggunaan layar, promosi konten kesehatan mental yang lebih bertanggung jawab, dan peningkatan literasi digital untuk generasi muda bisa menjadi langkah awal dalam mengurangi dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental Generasi Z.
Kesimpulan
Teori media ekologi memberi wawasan penting dalam memahami hubungan antara media sosial dan kesehatan mental Generasi Z. Dalam dunia yang semakin digital, penting bagi kita untuk menyadari bagaimana ekosistem media yang kita ciptakan dan konsumsi memengaruhi kesejahteraan mental, terutama bagi generasi yang paling rentan terhadap pengaruh media digital.
Penulis :
Renato Yosia
Mahasiswa Magister S-2 Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Disclaimer : Artikel ini merupakan opini penulis dan tidak mewakili sikap Redaksi Okezone.com
(Rani Hardjanti)