JAKARTA – Duta Besar (Dubes) RI untuk Australia mengajak Griffith University membuka kampus di Indonesia. Hal ini disampaikan saat memberikan kuliah umum di Chancellery Building, Griffith University, Australia .
Persahabatan kedua negara ini menginjak 75 tahun. Kerjasama dalam bidang ekonomi dan pendidikan antara Australia dan Indonesia semakin kuat, antara lain ditandai dengan berdirinya tiga kampus Australia di Indonesia.
Dubes RI untuk Australia Siswo Pramono memberikan kuliah umum dengan topik,” The Road Ahead: Commemorating 75 Years of Indonesia-Australia” ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan Ambassador Goes to Campus yang diselenggarakan oleh Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra.
Menurut Atdikbud, Mukhamad Najib, kegiatan ini merupakan bagian dari Upaya KBRI Canberra dalam menguatkan hubungan Indonesia-Australia melalui promosi kerjasama dalam bidang pendidikan dan penelitian.
Atdikbud Najib menjelaskan jika kunjungan Dubes RI ke kampus Griffth University disambut oleh professor Sarah Gardiner yang merupakan Director of Griffith Institute for Tourism. Selain itu, hadir juga Professor Christoph Nedopil Wang selaku Director of Griffith Asia Institute, Professor Cordia Chu selaku Director of Center for Environment and Population Health dan Dr. Febi Dwirahmadi, dari Global Health Griffith University.
Menurut catatan KBRI Canberra, Griffith University termasuk salah satu universitas yang aktif dalam mengembangkan kerjasama dengan Indonesia. Saat ini, tambah Najib, Griffith telah memiliki kerjasama dengan beberapa universitas di Indonesia antara lain dengan Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Nusa Cendana. Selain itu, Griffith University juga telah memiliki Kerjasama dengan beberapa Kementerian di Indonesia, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta BAPPENAS.
Dalam rangkaian Ambassador Goes to Campus Griffith University, Dubes RI menghadiri acara roundtable discussion dengan para dosen dan peneliti. Pada kesempatan tersebut, Sarah Gardiner menjelaskan profil dari Griffith University dan berbagai aktifitas kerjasama yang telah dilakukan oleh Griffith University dengan universitas dan berbagai Lembaga di Indonesia. Menurutnya, Griffith University merupakan kampus yang komprehensif dengan jumlah mahasiswa lebih dari 50 ribu orang yang berasal lebih dari 130 negara. Dari sisi ranking dunia, jelas Sarah, Griffth University masuk dalam top 10 dunia untuk kategori sustainability versi QS Ranking.
Setelah acara roundtable discussion, Dubes RI memberikan public lecture di depan para dosen dan mahasiswa Griffith University. Dalam paparannya, Dubes Siswo Pramono menyampaikan jika saat ini Indonesia sedang berusaha keluar dari middle income trap. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Indonesia membutuhkan tenaga kerja berkualitas guna menjadi kekuatan manufaktur yang berkelanjutan di Asia. Dalam konteks ini, kerjasama Indonesia dan Australia dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi sangat strategis.
Dubes Siswo juga mengucapkan selamat dan terimakasih kepada Griffith University karena telah membangun kerjasama yang cukup intensif dengan Indonesia. Saat ini, menurut Dubes Siswo, Griffith sudah on the right track dalam meningkatkan kerjasama dalam public health, education, dan sustainability. Dengan melihat rekam jejak Griffith serta ranking dunia yang tinggi untuk beberapa subjek, Dubes RI untuk Australia dan Republik Vanuatu ini juga mengajak Griffith University untuk membuka kampus di Indonesia seperti beberapa kampus Australia yang lain.
“Saat ini sudah ada tiga kampus Australia, yaitu Monash University, Western Sydney University dan Deakin University yang membuka kampus di Indonesia. Dengan melihat reputasi Griffith dan kedekatan Griffith dengan Indonesia, maka saya mengundang Griffith University untuk investasi membuka kampus di Indonesia”, tutup Siswo.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)