“Saat ini, departemen ITP-IPB University memiliki sekitar 1.000 mahasiswa, di mana 600 orang merupakan mahasiswa program sarjana. Kami memiliki empat kelas parallel, salah satunya adalah kelas internasional,” ungkap Eko.
Dia menjelaskan, mereka diwajibkan untuk kuliah di luar negeri, sehingga mereka sangat berpotensi untuk bisa mengambil kuliah selama minimal satu semester di UNSW. Selama ini IPB mengirim mahasiswa ke negara-negara Asia, seperti Jepang, Thailand, dan Malaysia. Ke depan bisa juga ke Australia jika UNSW siap bekerjasama.
Sementara Co-Director of Teaching and Learning FST-UNSW, Jayashree Arcot, menyambut baik ajakan kerjasama yang disampaikan ITP-IPB University. Menurut Arcot, dirinya telah membaca profil ITP-IPB University yang sangat baik. Arcot mengatakan jika ITP-IPB University dan FST-UNSW memiliki kesamaan, yaitu sama-sama telah mendapatkan akreditasi internasional dari asosiasi profesi teknologi pangan dunia yang berbasis di Amerika, yaitu Institute of Food Technologists (IFT).
“Saya memahami jika ITP-IPB University telah terakreditasi IFT, sementara FST-UNSW adalah satu-satunya kampus di Australia yang memiliki akreditasi IFT. Dengan kesamaan ini maka tidak terlalu sulit untuk melakukan penyelarasan kurikulum jika ingin mengembangkan double degree antara ITP-IPB University dan FST-UNSW,” ungkap Arcot.
Program sarjana di FST-UNSW, tambah Arcot, dilaksanakan selama empat tahun, sementara di ITP-IPB University juga empat tahun. Sehingga yang paling mudah adalah double degree dengan skema two plus two, di mana mahasiswa kuliah dua tahun di IPB dan dua tahun di UNSW.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)