MALANG - Dosen Universitas Brawijaya (UB) dilaporkan hilang kontak selama dua pekan. Dikabarkan muncul gelagat mencurigakan.
Kesaksian itu disampaikan warga sekitar tempat tinggal dosen bernama Habibi Subandi, yang mengaku sempat melihat Habibi keluar area perumahan di Jalan Simpang Sulfat Utara, Kelurahan Pandanwangi
Robi, selaku petugas keamanan perumahan menyatakan, terakhir kali ia melihat Habibi Subandi keluar perumahan dua pekan lalu, usai acara aqiqah di salah satu tetangganya. Saat itu Habibi terlihat keluar naik sepeda motor, tapi dengan jalur memutar melewati perumahan sebelah tempat tinggalnya.
"Terakhir itu setelah aqiqah, beliau sempat keluar rumah pakai motor, tapi mutar nggak lewat jalan sini. Lewat jalan sebelah di beda perumahan. Itu agak janggal sih, nggak biasanya seperti itu, cuma kami mikirnya positif," ucap Robi, petugas sekuriti keamanan perumahan setempat ditemui pada Sabtu (15/6/2024).
Namun kata Robi, ada gelagat mencurigakan beberapa kali dari Habibi Subandi, pria yang teridentifikasi sebagai dosen di Program Studi (Prodi) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB ini. Ia bercerita bahwa, Habibi sempat dinyatakan sakit, hal ini pula yang sering dikomunikasikan dengan pihak keluarga, agar Robi mengingatkan Habibi meminum obat.
"Keluarganya itu pernah minta tolong ke saya mengingatkan minum obat, katanya habis sakit, tapi sakit apa nggak tahu. Apakah sakit medis atau non-medis itu nggak tahu, yang jelas biasanya saya ngomong 'pak sudah minum obat', beliau jawab sudah gitu. Sakitnya apa, saya nggak tahu," terangnya.
Pria yang bertugas tiga tahun sebagai sekuriti di Perumahan Pandanwangi Royal Park ini juga menyebut, indikasi Habibi Subandi menderita penyakitnya usai berpisah dengan istrinya sekitar 1,5 tahun lalu.
"Beliau itu kayak linglung gitu sakitnya, sehabis cerai itu seperti sering linglung. Kalau lagi kumat (kambuh) penyakitnya itu lewat sini nggak nyapa, kayak ngelamun gitu, biasanya sering nyapa. Ini sudah lama nggak ke pos, ya semenjak sakit itu," tuturnya.
"Kalau keluar masuk kan biasanya lewat sini, lewat pos satpam sini, biasanya sering nyapa, kadang juga nongkrong ngobrol di pos sini. Kalau lagi kambuh sakitnya yang agak aneh," imbuhnya.
Dirinya mengaku juga tak pernah berkomunikasi secara pribadi melalui ponsel dengan Habibi. Tetapi memang dosen di Prodi Ilmu Politik itu sering ngobrol dan ke pos satpam, apalagi kalau sepulang mengajar dari kampusnya.
"Sering ke sini ngobrol, tapi orangnya itu pendiam nggak pernah curhat cerita ada masalah apa. Kalau sama tetangga tertutup, nggak pernah jagongan (sama tetangga), ya cuma di sini di pos ngobrol biasanya," paparnya.
Di sisi lain, Ketua setempat bernama Taufik mengatakan, terakhir kali melihat dan bertemu Habibi Subandi, saat acara aqiqah tetangga depan rumahnya. Acara itu berlangsung di awal Juni lalu.
"Saat itu ya normal, beliau sehat-sehat saja. Tidak seperti orang sakit, fisiknya juga normal. Cuma ya sebatas nyapa, nggak ngobrol lebih jauh waktu itu," kata Taufik ditemui di rumahnya.
Taufik pribadi mengaku terkejut ketika dikabari oleh petugas sekuriti perumahan dan keluarganya, bahwa Habibi sudah hilang kontak selama dua pekan sejak 3 Juni 2024 lalu.
"Kami itu juga kaget dikabari satpam, biasanya kan yang tahu keluar masuknya satpam. Nah kemananya ini kami juga nggak tahu, saya juga kan beda blok sama beliau. Jadi jarang ketemu," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang dosen FISIP UB warga Perumahan Pandanwangi Royal Park Blok C16 RT 20 RW 4, dilaporkan hilang kontak. Dosen bernama Habibi Subandi itu dikabarkan hilang kontak sejak 3 Juni 2024 lalu oleh keluarganya. Bahkan untuk mencari informasi keberadaan Habibi, pamflet informasi pun sudah disebarkan.
(Feby Novalius)