Dia menegaskan juga agar para lulusan tidak hanya menjadi penerima pengetahuan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa cahaya pengetahuan kepada masyarakat.
Salah seorang peserta wisuda Cheyene Nadine Roseline, S.I.Kom mengatakan gelar sarjana bukanlah sesuatu yang mudah untuk didapatkan. Namun, menurutnya meskipun selama proses perkuliahan banyak sekali rintangan, selalu ada keseruan juga.
“Tentunya aku juga bangga pada diri sendiri karena di wisuda ini aku diberi kesempatan untuk ambil bagian sebagai pengisi acara. Meskipun masih jauh dari kata sempurna, aku bisa melewati semuanya dan membuat keluargaku bangga,” pungkas Cheyene.
Wisuda kali ini mengangkat tema “Untar untuk Indonesia dan Dunia: Pendidikan Inklusif untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan” dan mengangkat budaya Provinsi Maluku.
Dalam acara wisuda ini juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Keuskupan Agung Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Budi Luhur, Universitas Andi Sudirman, Radio Republik Indonesia (RRI), Yayasan El John Indonesia, PT. Rodamas dan PT Miyamoto International Indonesia.
MoU dilaksanakan dalam rangka membangun kerja sama untuk mendukung pendidikan yang berkualitas melalui implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
(Dani Jumadil Akhir)