Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

UI Ungkap Kerugian Kemasan Sachet Bagi Ekonomi dan Lingkungan

Pika Piqhaniah , Jurnalis-Jum'at, 29 Maret 2024 |17:37 WIB
UI Ungkap Kerugian Kemasan Sachet Bagi Ekonomi dan Lingkungan
Universitas Indonesia Ungkap Soal Minuman Kemasan (Foto: Okezone)
A
A
A

“Laporan studi ini menunjukkan angka kerugian yang luar biasa akibat penggunaan kemasan sachet dan pouch. Walaupun masih ada beberapa keterbatasan dari studi ini, namun dapat menjadi jalan pembuka bagaimana melihat dampak dari kemasan sachet dan pouch yang selama ini dianggap ‘ramah di kantong’, tapi ternyata tidak ramah untuk lingkungan dan kesehatan," ujar Head of Sustainable Development Research Cluster Daya Makara Universitas Indonesia Bisuk Abraham Sisungkonon, Jumat (29/1/2024).

Melalui studi ini, diharapkan pihak yang berwenang dalam menyusun kebijakan bisa memanfaatkannya untuk menyusun kebijakan yang tepat terhadap alternatif pengganti plastik sekali pakai terutama sachet dan pouch.

Sachet dan pouch merupakan dua jenis kemasan berbahan dasar plastik yang cukup luas digunakan di Indonesia khususnya untuk barang-barang konsumen yang bergerak cepat (Fast-moving consumer goods).

Penggunaan sachet dan pouch dalam jumlah besar ini, hampir mustahil untuk dikumpulkan dan didaur ulang, sehingga mengakibatkan pencemaran plastik yang sangat besar, dan mengakibatkan pencemaran plastik dan mempercepat laju krisis iklim.

Diperkirakan sebesar 38% sampah plastik di Indonesia tidak ditangani dengan baik, yang mencakup pembakaran di ruang terbuka sebesar 47%, 6% dikubur, serta sebanyak 5% sampah plastik dibuang ke badan air. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampah sachet yang melewati proses pembuangan ke tempat penampungan akhir serta didaur ulang hanya sebesar 36%, sedangkan untuk sampah pouch sekali pakai hanya sebesar 6%.

Untuk menjawab permasalahan sampah sachet dan pouch, dalam laporan ini dijabarkan terkait solusi guna ulang untuk diaplikasikan terhadap sampah sachet dan pouch sekali pakai. Hal ini juga didukung dengan hasil bahwa 60% warga Jabodetabek juga menginginkan agar dapat dipermudah mendapatkan kembali produk yang mereka pakai dengan sistem guna ulang sehingga ikut berkontribusi menjaga lingkungan.

Selain itu, solusi guna ulang dapat berpotensi memberikan kontribusi nilai ekonomi bersih sampai dengan Rp1,5 Triliun pada tahun 2030 dengan syarat sistem guna ulang bisa memiliki standard dan infrastruktur yang memadai dengan dukungan kebijakan pemerintah.

“Untuk menindaklanjuti studi ini, kami sedang menyusun peta jalan sistem guna ulang bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang mendukung implementasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P75 Tahun 2019 Tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Selain itu, harapannya studi ini dapat semakin meyakinkan bahwa sistem guna ulang bisa menjadi industri baru yang dapat berkontribusi pada kebangkitan ekonomi. Apalagi setelah melihat fakta sampah sachet dan pouch dalam laporan ini, Dietplastik Indonesia semakin yakin bahwa dalam ekonomi sirkuler, sistem guna ulang lebih tepat untuk diprioritaskan.” ujar Rahyang Nusantara, selaku Deputy Director Dietplastik Indonesia.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement