Bahkan, lanjutnya, penjadwalan dan konfirmasi janji perawatan kesehatan dilakukan melalui perangkat nirkabel, begitu pula pengaksesan catatan medis. Penggunaan teknologi dan internet sebagai alat bantu komunikasi secara tidak langsung mengurangi angka kesepian pada lansia.
Saat ini, Tim Peneliti Departemen Psikiatri FKUI-RSCM tengah mengembangkan perangkat aplikasi e-Health Care bernama Pandu-Ina, yakni aplikasi untuk membantu caregiver dalam merawat orang dengan demensia (Behavior and Psychological Symptoms of Dementia). Aplikasi Pandu-Ina telah mendapat hak kekayaan intelektual dan sedang dilakukan penelitian uji efektivitas aplikasi terhadap kualitas hidup ODD dan caregiver-nya. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia.
“Penting sekali bagi lansia untuk menjaga kesehatan, sehingga bonus demografi kedua dapat tercapai pada 2045. Lansia yang sehat dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu, diperlukan gaya hidup sehat seperti pada program GERMAS yang dicanangkan Kemenkes RI. Pembudayaan program tersebut dilakukan dengan menerapkan gaya hidup CERDIK, yakni cek kesehatan, enyahkan asap rokok, rajin olah raga, diet seimbang istirahat cukup, dan kelola stres,” ujar Prof. Martina.
(Feby Novalius)