JAKARTA - Artificial Intelligence (AI) masih menjadi sorotan saat ini. Pasalnya, AI kerap kali dianggap dapat menggantikan peran manusia dalam berbagai sektor.
Namun, AI justru sudah banyak dipelajari saat ini. Bahkan, beberapa universitas dan perguruan tinggi lainnya telah memasukkan AI ke dalam mata kuliah atau pelajarannya.
Head of AI Center Institut Teknologi Bandung (ITB) Ayu Purwarianti menjelaskan perkembangan AI di Indonesia. Dia menyebut, AI sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940, namun perkembangannya baru terasa sejak 2022 khususnya dalam bidang pendidikan.
"Terkait dengan perkembangan ai, sudah sejak lama 1940 ya udah lama banget, nah tapi kemudian dari 2022 baru terasa. Nah ternyata AI itu bisa dipakai, bahkan ada sedikit kekhawatiran dapat menggantikan manusia. Tapi kemudian, dengan berjalannya waktu teknologi AI masih punya keterbatasan. Hanya sebagai alat bantu, bukan menggantikan manusia," ujar Ayu, dalam acara Lepas Sambut Bangkit 2024, di Kantor Google Indonesia, dikutip Jumat (23/2/2024).
Kemudian, Ayu juga menjelaskan bahwa Indonesia menghadapi 3 tantangan terkait teknologi AI di Indonesia. Tantangan tersebut terdiri dari pengguna, pengembang, dan regulasi dari pemerintah dan masyarakat untuk dapat diimplementasikan dengan benar.
Lebih lanjut, Ayu mengimbau agar masyarakat dapat menggunakan AI secara bijak. Dengan begitu, peluang AI untuk menggantikan manusia akan sedikit, karena sejatinya teknologi AI masih memiliki keterbatasan untuk sepenuhnya menggantikan peran manusia.
"Dan menggunakan pun harus secara bijak, ya, karena kalau kita tidak bijak maka kita akan menggunakan itu untuk hal yang tidak benar. Misal, siswa nih 'tolong ya tugasnya bikin esay' langsung tulis 'buatkan esay Indonesia Emas', dan ubah-ubah dikit, kumpulin. Nah ini berarti dia menggunakannya dengan tidak bijak, " paparnya.