Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kumpul di UIN Walisongo, Para Akademisi Siap Buka-bukaan Bahas Masalah Global

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 01 Februari 2024 |08:11 WIB
Kumpul di UIN Walisongo, Para Akademisi Siap Buka-bukaan Bahas Masalah Global
Para Akademisi kumpul di UIN Walisongo bahas masalah global (Foto: Kemenag)
A
A
A

JAKARTA - Berbagai masalah global akan dibahas dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024. Forum ini akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Beragam studi yang dilakukan para sarjana ini secara kolektif menjelaskan bahwa pembangunan perdamaian yang berasal dari banyak sudut pandang, mulai dari inisiatif akar rumput hingga studi regional dan dialog global, terus dilakukan dan patut dikembangkan.

Dengan memanfaatkan jaringan komunal, memberdayakan suara-suara marginal, dan mendorong literasi agama, masyarakat dapat membangun jalan menuju perdamaian dan harmoni yang berkelanjutan di dunia yang semakin beragam dan saling terhubung. Secara lebih mendalam, inisiatif-inisiatif ini akan dipaparkan dan dibahas oleh para panelis dalam AICIS ke-23 di UIN Walisongo Semarang, 1 – 4 Februari 2024.

Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi mengatakan AICIS ke-23 ini mengusung tema Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues.

Ada tujuh sub tema yang akan dibahas, salah satunya Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Pasca Kolonial. Menurut Ahmad Inung, panggilan akrabnya, subtema Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Pasca Kolonial berfokus pada bagaimana yurisprudensi politik Islam merespons isu-isu perang dan perdamaian pasca-kolonialisme. Hal ini masih menjadi isu penting kemanusiaan karena fakta perang dan konflik juga masih terus terjadi.

“Interpretasi fiqh siyasah tentang perang dan perdamaian memang berbeda-beda di antara para sarjana. Perbedaan itu dipengaruhi oleh latar belakang, konteks historis, sosial-politik dan kebudayaan para akademisi di berbagai negara. Karenanya, penting untuk mendiskusikan di ranah akademik,” kata Ahmad Inung di Semarang, Rabu (31/1/2024).

Sejumlah isu yang akan dibahas antara lain prinsip-prinsip fiqh siyasah merespons problem kedaulatan dan independensi negara bangsa (sovereignty and independence), pertahanan diri kolektif sebuah negara (collective self defense), resistensi terhadap kolonialisme baru (resistance to new colonialism), resolusi konflik dan membangun perdamaian (conflict resolution and peacebuilding), hubungan internasional antar negara (international relation) yang menekankan prinsip keadilan, saling memahami dan menjaga perdamaian antar negara, partisipasi negara-negara muslim dalam organisasi dan perjanjian internasional (international organization), serta isu bagaimana sebuah bangsa seharusnya dikelola (state governance).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement