Sementara itu, pemenang juara 2, Sebastian Dikko Daniswara mengaku membutuhkan kursus di luar pembelajaran, karena menurutnya untuk memenangkan level olimpiade butuh pengetahuan yang lebih luas daripada sekadar pembelajaran bahasa Jerman sekolah.
"Memang kalau saya harus belajar melalui kursus, tetapi juga belajar dari guru di sekolah. Di sekolah yang kelas bareng teman-teman itu dua kali seminggu, tetapi ada juga tambahan dari guru saya, itu biasanya sekali seminggu, tetapi menjelang NDO ini, intensitasnya bertambah, sampai selama satu minggu saya tidak ikut kelas sama sekali untuk persiapan olimpiade ini," kata Sebastian.
Sekitar 100 pelajar dari 50 negara diproyeksikan akan bersaing memperebutkan gelar pemelajar terbaik bahasa Jerman. Kompetisi akbar internasional ini berlangsung setiap dua tahun sekali.
“Olimpiade Bahasa Jerman tak hanya sekadar kompetisi bahasa, tetapi juga merupakan sebuah perjalanan penemuan budaya dan tantangan intelektual. Belajar bahasa Jerman dapat membuka akses terhadap keanekaragaman budaya hingga mendorong pemahaman budaya lain,” ujar Kepala Bagian Kursus dan Ujian Goethe-Institut Indonesien Philipp Carl.
Ketua IGBJI Ekadewi Indrawidjaja menambahkan, Olimpiade Bahasa Jerman tingkat nasional menjadi kesempatan bagi peserta bejejaring sesama pemelajar bahasa Jerman dari seluruh Indonesia untuk saling berbagi.
Dalam Olimpiade Bahasa Jerman tingkat nasional 2024, para finalis diuji dalam hal keterampilan berbahasa Jerman pada tingkat kemahiran bahasa A2 (tingkat pemula lanjutan), mulai dari membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.
Para finalis diberi waktu 90 menit untuk menjawab secara mandiri soal-soal dalam sesi membaca, menyimak, dan menulis.
Dalam sesi pengujian kemampuan berbicara, para finalis dipecah menjadi 22 kelompok masing-masing berisikan tiga orang. Para finalis diberi waktu 30 menit untuk mempersiapkan sebuah presentasi sesuai tema yang diberikan saat itu. Setiap kelompok kemudian mempresentasikannya selama 15 menit di hadapan para juri.
Sejak diinisiasi pada tahun 2008, Olimpiade Bahasa Jerman tingkat nasional konsisten menjadi ajang untuk mempromosikan bahasa Jerman di Indonesia dan mendorong pelajar berusia 15-17 tahun untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam berbahasa Jerman.
(Dani Jumadil Akhir)