JAKARTA – Penyakit Ginjal Kronis (PGK) menjadi salah satu dari 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia, versi IHM Global Burden of Disease. Inovasi pengobatan PGK dengan terapi Finerenone mampu menurunkan risiko gagal ginjal sebesar 31%.
Obat terbaru ini menjadi solusi terbaik sejauh ini dan menghemat biaya cuci darah pada pasien. Lebih dari 422 juta orang dewasa di dunia hidup dengan diabetes melitus, 40% di antaranya akan berkembang menjadi Penyakit Ginjal Kronis.
Berdasarkan survei dari International Diabetes Foundation (IDF) tahun 2021, Indonesia menempati peringkat kelima dari negara-negara dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia atau sekitar 19.5 juta orang di tahun 2021, dan diperkirakan mencapai 28,6 juta orang di tahun 2045. Hal ini menjadi permasalahan yang serius mengingat betapa mematikannya PGK.
Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, menjelaskan PGK sebagai kondisi penurunan fungsi ginjal atau adanya kerusakan ginjal secara bertahap dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan. Pasien yang mengalami PGK akan kehilangan fungsi ginjal untuk menyaring kotoran dan kelebihan cairan dari darah, yang kemudian dibuang melalui urin.
Penyebab utama PGK, diawali dengan terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal pasien Diabetes tipe 2. Pasien Diabetes tipe 2 yang mengalami inflamasi, terjadi peradangan dan penurunan fungsi pada ginjalnya. Hal ini memicu progresi menuju gagal ginjal yang semakin cepat.
"Tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK adalah faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi & fibrosis," kata dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH dalam Press Conference "Inovasi pengobatan untuk hindari inflamasi dan fibrosis pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan Diabetes tipe 2" di Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, Senin (15/1/2024).
Menurut Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, penyakit yang terjadi pada ginjal awalnya tidak bergejala, sehingga banyak penderita yang belum menyadari penyakitnya dan cenderung lamban dalam menangani penyakit ginjal. Ketut menjabarkan bahwa 1 dari 10 orang di dunia menderita PGK, namun 9 dari 10 orang yang didiagnosis tidak menyadari kondisinya.
Ketidaksadaran dari penderita ini sangat berbahaya, karena deteksi penyakit yang terlambat membuat penderita beresiko terkena PGK. "Tingkat gula darah yang tinggi dapat merusak ginjal secara perlahan, dan lama kelamaan ginjal tidak mampu menyaring darah sebagaimana seharusnya yang berakibat terjadinya PGK," jelas dr. Ketut Suastika. Inovasi Pengobatan PGK