Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kampus MIT Cetak Calon CEO Startup Canggih Manfaatkan AI

Arsitta Dwi Pramesti , Jurnalis-Jum'at, 24 November 2023 |10:03 WIB
Kampus MIT Cetak Calon CEO Startup Canggih Manfaatkan AI
Mahasiswa kampus MIT manfaatkan AI (Foto: MIT)
A
A
A

JAKARTA – 12 tim mahasiswa dan postdoc di komunitas Massachusetts Institute of Technology berpotensi menjadi calon CEO masa depan. Bayangkan saja, di usia muda, mereka sudah memiliki ide brilian yang dipresentasikan dalam sebuah kompetisi dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) generatif.

Dilansir dari News MIT Edu, Jumat (24/11/2023), 12 tim mahasiswa dan postdoc di komunitas Massachusetts Institute of Technology mempresentasikan ide-ide startup inovatif dalam bidang AI generatif. Ide inovatif ini disampaikan dalam MIT Ignite: Generative AI Entrepreneurship Competition. Lebih dari 100 tim mengajukan proposal untuk startup yang memanfaatkan teknologi AI generatif untuk mengembangkan solusi di berbagai disiplin ilmu termasuk kesehatan manusia, perubahan iklim, pendidikan, dan dinamika tenaga kerja.

 BACA JUGA:

Hasilnya, 12 tim melaju sebagai finalis. Para finalis dengan ide cemerlang ini menyampaikan ide inovatifnya Samberg Conference Center, MIT, Amerika Serikat pada Senin (30/10/2023).

Presiden MIT Sally Kornbluth dalam pidato pembukaannya menyampaikan bahwa AI memegang peranan penting dalam perkembangan teknologi dan mahasiswa harus menambah keahlian pada bidang ini. “MIT mempunyai tanggung jawab untuk membantu membentuk masa depan inovasi AI yang bermanfaat secara luas – dan untuk mencapai hal tersebut, kita memerlukan banyak ide hebat," ungkapnya.

Dalam kompetisi ini, peserta memamerkan teknologi mereka, potensinya untuk mengatasi suatu masalah, dan kemampuan tim untuk melaksanakan rencana tersebut. Hasil karya pemenang kompetisi ini di antaranya:

 BACA JUGA:

1. eMote oleh Philip Cherner, Julia Sebastien, Caroline Lige Zhang, dan Daeun Yoo.

AI generatif ini bergerak di bidang kesehatan mental. Aplikasi eMote memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi emosi mereka, memvisualisasikannya sebagai seni menggunakan proses kreatif bersama AI generatif, dan merefleksikannya melalui penjurnalan, sehingga membantu konselor dan terapis sekolah. Sehingga dapat membantu pengguna untuk lebih memahami diri dengan mengidentifikasi emosi secara optimal.

2. LeGT.ai (Julie Shi, Jessica Yuan, dan Yubing Cui)

Inovasi AI generatif yang satu ini cukup unik, yakni menjawab hukum seputar imigrasi. Dengan menggunakan platform dengan model bahasa yang besar, rekayasa cepat, dan pencarian semantik, tim akan menyederhanakan chatbot untuk penyelesaian, penelitian, dan penyusunan dokumen untuk perusahaan, serta meningkatkan pra-penyaringan dan konsultasi awal. Sehingga dokumen imigrasi lebih mudah untuk dibuat oleh pengguna.


3. Sunona (Emmi Mills, Selin Kocalar, Srihitha Dasari, dan Karun Kaushik)

Ide inovatif satu ini menjawab keresahan tenaga kesehatan dalam membuat dokumentasi medis dan menulis catatan klinis yang memerlukan waktu panjang. Sunona memanfaatkan transkripsi audio dan model bahasa untuk mengubah audio dari percakapaan saat pemeriksaan dokter dan pasien menjadi catatan dan ekstraksi fitur, sehingga rekam medis dapat selesai dalam sehari.

4. UltraNeuro (Mahdi Ramadan, Adam Gosztolai, Alaa Khaddaj, dan Samara Khater)

Inovasi satu ini dalam bidang kesehatan. Untuk membantu penyandang disabilitas yang kesulitan beraktifitas sehari-hari, inovasi ini memberi kemudahan pengguna untuk bergerak. Neuroprostetik UltraNeuro akan membantu pasien mendapatkan kembali sebagian kemampuan sehari-hari mereka tanpa implan otak yang invasif. Teknologi mereka memanfaatkan elektroensefalogram, sensor pintar, dan sistem AI multimodal (EMG otot, visi komputer, gerakan mata) yang dilatih pada ribuan gerakan untuk merencanakan gerakan anggota tubuh yang tepat. Sehingga pengguna dapat beraktifitas sesuai kebutuhan.

 BACA JUGA:

5. UrsaTech (Rui Zhou, Jerry Shan, Kate Wang, Alan He, dan Rita Zhang)

Inovasi dari Rui Zhou dan rekan-rekannya menjawab keresahan kesenjangan pendidikan. Platform UrsaTech menggunakan model bahasa multimodal besar dan model difusi untuk membuat pelajaran, konten dinamis, dan penilaian untuk membantu guru dan pelajar. Sistem ini juga memiliki pembelajaran mendalam dengan agen AI untuk pembelajaran aktif untuk penggunaan online dan offline. Sehingga pengguna platform, baik murid maupun pengajar, dapat menjalani pendidikan dengan baik.

Acara ini diselenggarakan bersama oleh MIT-IBM Watson AI Lab dan Martin Trust Center for MIT Entrepreneurship, serta didukung oleh MIT's School of Engineering dan MIT Sloan School of Management. menginspirasi para peneliti muda untuk berkontribusi dalam dialog dan berinovasi dalam bidang generatif. AI.

Ke-12 tim yang terpilih sebagai finalis hadir diundang ke acara networking sebagai langkah awal untuk mewujudkan ide dan prototipe mereka. Selain itu, mereka diundang untuk lebih mengembangkan ide-ide mereka dengan dukungan dari Martin Trust Center for MIT Entrepreneurship melalui MIT Fuse dan Lab AI Watson MIT-IBM.

Nah, itu dia ide inovatif mahasiswa di bidang AI generatif. Sangat menarik dan mengesankan, bukan?

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement