Analisis morfologi spesimen mengungkapkan keberadaan dua spesies berbeda: spesies baru bintang rapuh encrinasterid yang disebut Krommaster spinosus yang ditandai dengan duri yang sangat besar, dan spesies bintang rapuh cheiropterasterid yang telah dijelaskan sebelumnya disebut Hexuraster weitzi.
BACA JUGA:
Spesimen tersebut ditemukan berusia hampir 410 juta tahun, rekor tertua yang diketahui mengenai bintang rapuh dari seluruh benua super Gondwana yang kemudian terpecah menjadi Amerika Selatan, India, Afrika, Antartika, Madagaskar, dan Australia. Ada juga beberapa dari sedikit yang diketahui berasal dari wilayah kutub kuno, karena Afrika bagian selatan dulunya berada dalam lingkaran Antartika.
Temuan penelitian ini sangat penting dalam memahami diversifikasi awal bintang rapuh karena sebagian besar spesies awal yang diketahui diperoleh dari batuan yang terbentuk di dekat khatulistiwa. Kebanyakan dari mereka ditemukan di superbenua utara Laurasia yang kemudian terpecah menjadi Amerika Utara, Eropa, Greenland, dan sebagian Asia.
(Marieska Harya Virdhani)