Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Contoh Teks Anekdot Lucu Tentang Sekolah Lengkap dengan Strukturnya

Cahyo Yulianto , Jurnalis-Jum'at, 03 November 2023 |08:15 WIB
10 Contoh Teks Anekdot Lucu Tentang Sekolah Lengkap dengan Strukturnya
Ilustrasi (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA- Kumpulan 10 contoh teks anekdot lucu tentang sekolah lengkap dengan strukturnya dapat menjadi pembelajaran.

Dipetik dari kamus besar bahasa Indonesia, anekdot berarti cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Teks anekdot memiliki ciri-ciri berupa sifatnya yang pendek hanya terdiri dari beberapa kalimat. Selain itu, anekdot juga didasarkan atas kejadian nyata dan mengandung sindiran dibalut humor.

Beirkut 10 contoh teks anekdot lucu tentang sekolah lengkap dengan strukturnya:

1. Sekolah Bertaraf Internasional

Abstrak

Suatu hari di suatu sekolah negeri Antah Berantah, seorang guru memberi tahu kepada murid-muridnya bahwa sekolah mereka akan menjadi sekolah SBI.

Orientasi

Guru: Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita sebentar lagi akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan. Joni, apa yang akan kamu untuk menyambut ini?

Joni: Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam berbicara bahasa Inggris.

Krisis

Guru: Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?

Jono: Harus siap uang, Pak.

Guru: Lho kok uang?

Jono: Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih SBI bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu.

Guru: Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri.

Jono: Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional.

Reaksi

Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata Jono

Koda

... dan langsung membahas materi pelajaran.

2. Sekolah di Hari Minggu

Abstrak

Seperti biasa, Lius bangun pagi. Sekolah akan mulai pukul 07.00. Lius biasa bangun setengah enam untuk mandi dan sedikit membantu ibu di dapur.

Orientasi

Pagi ini Lius bangun sendiri. Ia langsung menuju kamar mandi. Usai mandi, ia berganti pakaian. Harunya ibu sudah ramai di dapur jam segini.

Krisis

Lius menarik selimut dan menggoyang-goyang badan ibu. Namun ibu tak kunjung bangun.

Ibu: “Mau apa sih kau, Nak? Ngantuk kali aku.”

Lius: “Ah Ibu biasa bangunkan aku kalau pagi. Giliran aku bangunkan, Ibu malah malas-malasan. Bangun Bu. Sarapan apa aku?”

Ibu: “Alamak, pagi kali kau bangunkan aku. Makan apa saja dulu itu di kulkas, masak sendiri. Agak siang baru aku masakkan.”

Reaksi

Lius: “Ibu ini bagaimana! Anaknya mau berangkat sekolah malah disuruh masak sendiri"

Koda

Ibu: “Berisik kali! Pagi-pagi sudah bikin repot ya. Rajin betul kau hari Minggu berangkat ke sekolah.”

3. Sekolah Ketinggian

Abstrak

Iwan: "Bener, tapi saya itu diminta sekolah sama ibu saya."

Setyawan: "Heem."

Orientasi

Iwan: "Itu untuk sekolah yang tinggi."

Setyawan: "Heem."

Krisis

Iwan: "Saya enggak mau."

Setyawan: "Kenapa?"

Iwan: "Saya takut ketinggian. Lihat bawah tuh saya takut kalau mau jatuh."

Reaksi

Setyawan: "Oh ya ya ya."

Koda

Iwan: "..."

4. Nilai Merah

Abstrak

Setyawan: "Kan luar biasa itu. Ada pengalaman unik selama sekolah?"

Orientasi

Mas Wanto: "Ada dulu sekolah itu kan biasanya orang-orang kalau sama nilai dapat merah itu pada takut kalau saya nggak."

Setyawan: "Sebabnya?"

Krisis

Mas Wanto: "Saya ditanya 'kamu itu sekolah raportnya nilainya merah terus kenapa alasannya' karena saya orang Indonesia karena merah berani saya."

Reaksi

Setyawan Tiada Tara: "Wowwww."

5. Main Kartu di Sekolah

Abstrak

Saat semua guru sedang rapat, anak-anak di sekolah tidak ada pelajaran. Namun, seluruh siswa diimbau untuk tetap berada di kelas dan belajar masing-masing dengan mengerjakan tugas.

Orientasi

Kesempatan itu dipakai Aldi, Beni, dan Nuri untuk bermain di dalam kelas. Mereka membawa kartu remi dan permainan monopoli dari rumah. Setengah hari mereka habiskan dengan bermain di kelas, sampai Guru Bimbingan Konseling (BK) datang.

Krisis

Guru BK: “Kalian ini tidak tahu malu. Guru sedang rapat kalian malah memanfaatkan waktu untuk bermain kartu!”

Reaksi

Ketiga siswa itu diam saja, tidak membantah.

Guru BK: “Mau jadi apa kalian nanti? Jadi bandar judi?”

Aldi: “Kan kami main doang Pak. Gak pakai uang juga.”

Guru BK: “Loh? Berani membantah. Sudah salah, diberi nasehat malah membantah. Ini lagi Nuri, perempuan kok main kartu kayak begini siapa yang ngajarin main remi begini? Aldi? Beni?”

Koda

Nuri: “Bukan, Pak. Yang ngajarin Bapak saya.”

6. Salah sekolah

Abstrak

Hari ini kelas daring mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai pukul 09.00. Dila bersiap di depan laptop. Buku dan alat tulis juga sudah siap. Kelas pun dimulai.

Orientasi:

Guru: “Selamat pagi semua.”

Krisis

Dila gugup. Dia tidak tahu kalau ada tugas. Ia membolak-balik buku catatan, tetapi tidak ada coretan atau pengingat bahwa ada tugas Bahasa Indonesia. Dila tidak mengerjakan. Ia perlu mengaku, siapa tahu Bu Guru memaafkan dan memberi keringanan.

Reaksi

Dila: “Permisi, Bu. Maaf sebelumnya sepertinya saya lupa mencatat, jadi tidak tahu kalau ada tugas.”

Guru: “Kok bisa? Saya sudah dengan jelas beri tahu kalau ada tugas. Kalian juga sudah saya beritahu lewat Whatsapp. Begitu masih saja lupa. Siapa ini tadi yang belum mengerjakan?”

Dila: “Saya, Bu. Nama saya Dila.”

Guru: “Dila siapa?”

Dila: “Dila Suciwati, absen 9.”

Guru: “Saya tidak punya murid bernama Dila.”

Dila: “Bu Indri kok jahat begitu. Saya muridmu, Bu.”

Guru: “Loh, sejak kapan nama saya jadi Indri.”

Dila: “Loh, sebentar. Ini betul SMA Sukareja, Indramayu kan Bu?”

Koda

Guru: “BUKAN! Ini SMA Wangun Lor, Kediri!”

7. Hukuman

Abstrak

Di pagi hari yang cerah, di sebuah ruang kelas, sedang berlangsung proses pembelajaran. Karena kondisinya santai, guru kelas bercakap-cakap dengan salah satu siswa.

Orientasi

"Bu, Ibu Guru! Mau bertanya, Bu!" kata seorang siswa bernama Meta.

"Ya, silahkan, mau bertanya apa, Ta?" jawab Bu Guru.

Krisis

"Bu Guru, sebenarnya boleh tidak, seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dia lakukan?" tanya Meta.

"Jelas tidak boleh, ya. Seseorang baru boleh dihukum saat dia terbukti bersalah," terang Bu Guru.

Reaksi

"Syukurlah Bu, jadi saya bebas hukuman, ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR," sahut Meta.

Koda

"Hahahahaha, dasar!" gelak Bu Guru dan siswa-siswa kelas.

8. Reaksi Kimia

Abstrak

Seorang guru mengajarkan reaksi kimia di kelas. Ia menerangkan, proses pembuatan makanan merupakan proses kimiawi. Ia pun memulai sesi pertanyaan.

Orientasi

"Susi, sebutkan contoh reaksi kimia yang sudah kamu tahu!" kata Bu Guru.

"Dalam pembuatan etanol, glukosa diubah jadi alkohol lewat fermentasi, rumusannya C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2CO2 + 1 NADH2 + energi," jelas Susi.

"Bagus, Susi!" Puji Bu Guru. Sekarang Juki, sebutkan contoh yang lain!"

Krisis

Juki waktu itu sedang melamun. Maklum, ia belum sarapan karena bangun kesiangan. Padahal, ibunya sudah menyiapkan nasi pecel ayam yang sangat enak untuk ia dan adiknya. Juki pun tidak berkonsentrasi dengan pertanyaan Bu Guru sehingga menjawab sekenanya.

"Beras dimasak jadi nasi, Bu. Lalu tempe mentah dicampur garam, bawang, dan ketumbar, kemudian digoreng jadi gurih. Kalau nasi dan tempe dicampurkan, ditambah sambal pecel, rebusan sayur, dan kecambah, perpaduan unsur ini menjadi sarapan enak, Bu," sahut Juki.

Reaksi

Seisi kelas tertawa kencang, termasuk Bu Guru.

"Tenang..tenang..hahaha. Juki, kenapa jawabanmu demikian?" tanya Bu Guru.

"Itu reaksi kimiawi, Bu," jawab Juki.

"Maksudnya bagaimana?"

"Tadi kata Ibu, semua proses makanan adalah proses kimiawi. Saya jawab proses sederhananya, Bu, tidak pakai rumus kimia. Soalnya susah, nanti bikin lapar," jelasnya.

Koda

Sekali lagi siswa tertawa karena jawaban Juki yang sedang lapar.

9. Sarjana

Abstrak

Seorang dosen fakultas hukum di suatu Universitas, sedang memberi kuliah tentang hukum pidana.

Orientasi

Setelah memaparkan materi, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi itu si Dadang bertanya pada dosen, "Pak kalau kepanjangan dari KUHP itu apa?"

Lalu, dosen tidak menjawab, malah dilemparkannya pada si Andre, dan berkata, "Saudara Andre, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan dari temanmu saudara Dadang!"

Krisis

Dengan tegas si Andre menjawab, "Kasih Uang Habis Perkara, Pak!" jawab Andre sambil berdiri.

Mahasiswa lain yang ada di kelas pun tentu tertawa, sementara pak dosen geleng-geleng kepala, sambil menambahkan pertanyaan si Dadang.

"Saudara Andre, dari mana saudara tahu jawaban itu?" kata si dosen, sambil menatap arah Andre.

Reaksi

Pertanyaan tersebut dijawab Andre pula dengan tegas. "Peribahasa Inggris mengatakan 'Pengalaman adalah guru yang terbaik' begitu, Pak!"

Koda

Seisi kelas tertawa. Kemudian, 5 menit kemudian tawa itu mereda dan kelas kembali tenang.

10. Menteri Pendidikan

Abstrak

Saat jam istirahat, sambil menyantap makanan mereka mengobrol. Arbi menyodorkan gawainya ke arah Diki.

Orientasi

"Dik, lihat deh. Katanya kurikulum mau berubah nih. Cuma ada lima mata pelajaran di SMA. Makin santai dong."

"Keren ya menterinya. Bisa jadi nanti kita dilarang pakai motor. Tapi wajib pakai Gojek buat mengurangi macet. Mau jajan tinggal Go-Food. Guru ngajar dapat bintang tiap selesai ngajar."

Krisis

"Nanti kita bayar SPP bisa pakai Gopay dong? Bisa dapat cashback 50%. Lumayan bisa buat traktir pacar."

Reaksi

"Pacaran mulu otak lu. Iya nanti murid suka bolos kaya lu langsung ketahuan di aplikasi, terus dianterin paksa lagi ke sekolah sama driver Gojek."

Itulah 10 contoh teks anekdot lucu tentang sekolah lengkap dengan strukturnya.

(RIN)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement