Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Tokoh Wanita Terkenal Lulusan UGM, Salah Satunya Istri Ganjar Pranowo Calon Presiden 2024

Royandi Hutasoit , Jurnalis-Jum'at, 13 Oktober 2023 |17:26 WIB
5 Tokoh Wanita Terkenal Lulusan UGM, Salah Satunya Istri Ganjar Pranowo Calon Presiden 2024
5 Tokoh Wanita Terkenal Lulusan UGM, Salah Satunya Istri Ganjar Capres 2024
A
A
A

JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menunjukkan rekam jejak yang mengesankan dalam menghasilkan tokoh wanita berprestasi di Indonesia.

Dari para ilmuwan hingga pejabat pemerintahan, lulusan UGM telah memperlihatkan kompetensi yang luar biasa di berbagai sektor.

Salah satu lulusan terkemuka yang tengah menarik perhatian adalah istri Ganjar Pranowo yang saat ini tengah mencuri perhatian sebagai salah satu kandidat presiden dalam Pemilu 2024.

Para srikandi yang berasal dari UGM atau Kampus Biru ini telah berperan penting dalam transformasi dan perubahan di Indonesia. Fakta ini menunjukkan bahwa pendidikan dari perguruan tinggi ini mampu memberikan landasan yang kuat bagi kesuksesan di berbagai bidang.

Oleh karena itu, inilah lima tokoh wanita lulusan UGM yang patut diperhitungkan dalam kancah perubahan di Tanah Air.

Berikut 5 tokoh wanita terkenal lulusan UGM:

1. Siti Atikoh Supriyanti

Tokoh wanita yang mempunyai nama lengkap Siti Atikoh Supriyanti ini merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Fakultas Teknologi Pertanian. Saat ini namanya sedang naik-naiknya mengingat suaminya yaitu Ganjar Pranowo maju sebagai Calon Presiden 2024. Siti masuk ke UGM pada tahun 1990 dan lulus sekitar tahun 1997.

Bagi ibu dari Alam Ganjar tersebut, UGM merupakan tempat yang spesial, karena disitulah ia bisa bertemu dengan jodohnya, yakni Ganjar Pranowo. Momen Siti bertemu dengan Ganjar diawali dengan keduanya mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Temanggung. Siti mengaku terpesona dengan karakter Ganjar yang suka bersosialisasi dengan masyarakat.

Secara karir, Siti Atikoh merupakan mantan birokrat dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 1999. Pasca mengambil pensiun dini, ia membantu suaminya di Jawa Tengah, dengan menjadi Ketua Penggerak PKK, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah, Bunda PAUD Provinsi Jateng dan lain-lain.

2. Retno Marsudi

Tokoh wanita berikutnya adalah Retno Lestari Priansari Marsudi yang merupakan seorang Menteri Luar Negeri perempuan Indonesia pertama. Dalam rekam jejaknya, ia merupakan seseorang yang telah meniti karier yang cemerlang di bidang diplomasi dan hubungan internasional. Dalam pendidikannya, ia merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada ( UGM ) dengan gelar S-1 Ilmu Hubungan Internasional sebelum kemudian meraih gelar S-2 di bidang Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda. Kariernya di Kementerian Luar Negeri dimulai sejak 1997, dan ia telah menjabat dalam berbagai posisi penting termasuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia.

Selama masa tugasnya, ia dianugerahi berbagai tanda kehormatan, termasuk Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011. Pada tahun 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, dan sejak saat itu ia telah berperan penting dalam menjalankan kebijakan luar negeri Indonesia serta memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Secara pribadi, Retno Lestari Priansari Marsudi menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek, dan dikaruniai dua anak. Di samping karier gemilangnya di dunia diplomasi, ia juga telah memperoleh berbagai tanda kehormatan dari berbagai negara termasuk Norwegia, Belanda, Brunei, Peru, dan Afghanistan, yang menunjukkan pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam bidang hubungan internasional.

3. Albertina Ho

 

Tokoh wanita berikutnya adalah Albertina Ho, S.H., M.H., Ia merupakan seorang hakim karier wanita lulusan Fakultas Hukum UGM yang telah meniti perjalanan kariernya dengan penuh perjuangan dan kesungguhan. Lahir pada 11 Januari 1960, Albertina menjadi sorotan publik atas kepemimpinannya yang tegas dan cerdas, terutama saat ia menjabat sebagai ketua majelis hakim dalam kasus suap pegawai pajak Gayus Tambunan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Atas keteguhan dan kecermatannya, Albertina Ho dikenal dengan julukan "srikandi hukum" yang diakui oleh berbagai kalangan.

Melalui perjalanan karier yang panjang, Albertina telah mengabdi dalam berbagai posisi penting di lembaga peradilan Indonesia, termasuk Pengadilan Negeri Yogyakarta, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Pengadilan Tinggi Medan.

Selain itu, setelah menyelesaikan masa tugasnya sebagai hakim, Albertina Ho juga turut berkontribusi sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang menandai dedikasinya yang luar biasa dalam memperjuangkan integritas hukum di Indonesia.

4. Adi Utarini

Tokoh wanita lulusan UGM selanjutnya adalah Adi Utarini yang merupakan dan peneliti berkebangsaan Indonesia. Ia telah menorehkan sejarah gemilang dalam dunia kesehatan dengan upaya luar biasanya dalam mengendalikan demam berdarah dengue melalui intervensi nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta.

Lahir pada 4 Juni 1965, Adi Utarini mendapatkan pendidikan kedokteran di Universitas Gadjah Mada sebelum melanjutkan studinya ke Inggris dan Swedia. Gelar doktor diraihnya dari Universitas Umeå, Swedia, pada tahun 2002. Sebagai pengajar dan peneliti di Universitas Gadjah Mada, Utarini memimpin Proyek Pemberantasan Dengue di Yogyakarta, sebuah kota dengan tingkat penularan dengue yang tinggi. Upayanya yang berkelanjutan dalam mengurangi kasus dengue telah mengantarkannya meraih penghargaan bergengsi dari jurnal ilmiah Nature sebagai salah satu dari 10 peneliti paling berpengaruh di dunia pada Desember 2020.

Puncak kesuksesannya datang pada 2021 ketika namanya termasuk dalam daftar Time 100, yang menampilkan 100 Orang Paling Berpengaruh versi majalah Time. Kiprahnya yang luar biasa dalam bidang kesehatan telah membuktikan dedikasinya yang mendalam dalam memajukan penelitian dan pengendalian penyakit, membuatnya menjadi inspirasi bagi banyak kalangan di dalam maupun di luar Indonesia.

5. Dwikorita Karnawati

Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D., dikenal dengan sapaan akrab Rita, adalah seorang akademisi dan teknokrat Indonesia yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Tokoh wanita ini dilahirkan pada 6 Juni 1964, Rita meraih gelar Ph.D. dalam Earth Science dari Leeds University, Inggris, pada tahun 1996.

Ia juga merupakan lulusan UGM dari Departemen Geologi Fakultas Teknik pada 1988. Dalam perjalanannya, Rita juga berhasil menerima Penghargaan Profesor Leverhulme dan Program Penelitian Senior Fulbright, yang semakin memperkaya pengetahuannya tentang sistem peringatan dini longsor berbasis masyarakat dan integrasi sensor teknis dengan sensor manusia untuk mitigasi bencana.

Sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) sejak November 2017, Rita telah menjadi penggerak utama dalam memperkuat teknologi sistem peringatan dini dan sistem prakiraan berbasis dampak untuk meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Upayanya dalam penelitian dan pengembangan telah diakui secara internasional, terutama melalui serangkaian hibah penelitian dari Bank Dunia, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan Dewan Inggris.

Rita juga telah memberikan sumbangan besar dalam pengembangan kapasitas dan program pendidikan untuk mitigasi bencana sejak 2004. Dari tahun 2015, dia telah menjabat sebagai Wakil Presiden International Consortium on Landslides (ICL), yang menggarisbawahi dedikasinya untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor.

Demikian tokoh wanita lulusan UGM termasuk Istri Ganjar Pranowo Calon Presiden 2024 yang semoga dapat menjadi inspirasi bagi Anda para srikandi Indonesia untuk bisa berkiprah maju lagi.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement