MALANG - Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat inovasi pengolahan limbah porang. Inovasi terinspirasi dari permintaan porang yang meningkat sejak tahun 2019 - 2020 lalu.
Inovasi tersebut dilatarbelakangi maraknya industri pengolahan porang pada tahun 2019-2020 yang mengalami lonjakan permintaan pasar di Indonesia. Limbah pengolahan porang mengandung kalsium oksalat yang berbahaya jika dibiarkan dibuang ke lingkungan bebas.
Alat pengolahan industri limbah porang bernama Amorpho Coagulation Tech ini hasil produk inovasi dari Lia Anggraeni (FTP), Azra Syaura Azzafira (FTP), Ikhlas Muhammad Sabilly (FT), dan Ahmad Shobri Ardiana (FT), di bawah bimbingan dosen Joko Prasetyo, S.TP, M.Si. Ahmad Shobri Ardiana, salah seorang anggota tim menjelaskan, Amorpho Coagulation Tech tersebut merupakan alat reduksi kalsium oksalat dengan metode ekstraksi-elektrokoagulasi. Data hasil pengujian Amorpho Coagulation Tech dirancang dengan tiga tahap pemurnian.
BACA JUGA:
"Tahapannya mulai chamber filtrasi, chamber elektrokoagulasi-ekstraksi, dan sensor terintegrasi Internet of Things secara real time, yang terbukti mampu mereduksi kalsium oksalat hingga 82,75 persen," ungkap Shobri melalui keterangan tertulisnya, pada Kamis pagi (5/10/2023).
Pada proses elektrokoagulasi prinsip yang digunakan berdasarkan proses sel elektrolisis. Sel elektrolisis ini dapat mengubah energi listrik atau direct current, yang akan menghasilkan reaksi elektrode.
"Akumulasi limbah pengolahan porang dapat meningkatkan jumlah sedimentasi kalsium oksalat dan berdampak pada pencemaran tanah. Dari sanalah alat ini dirancang untuk mengantisipasi dampak sedimentasi dari kalsium oksalat tersebut,” katanya.
BACA JUGA:
"Pada sel elektrolisis terdapat sepasang elektroda yaitu anoda dan katoda. Proses elektrolisis ini dilakukan untuk mereduksi kalsium oksalat pada air," ucapnya.
Kemudian, air masuk ke chamber, selanjutnya untuk melalui proses ozonisasi. Proses ozonisasi ini bertujuan untuk sterilisasi air. Sebelum air keluar dari chamber, dilakukan monitoring kualitas air dengan menggunakan sensor ph, tds, dan tss, agar mengetahui bahwa air tersebut sudah memenuhi standar agar dapat dibuang.
BACA JUGA:
“Dilihat dari hasil pengujiannya, diharapkan Amorpho Coagulation Tech dapat membantu tercapainya SDG’s No.12 serta dapat membantu pemerintah dalam memelihara lingkungan untuk jangka panjang,”kata Shobri, yang juga koordinator mekanik ini.
Amorpho Coagulation Tech berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dibawah naungan Kementerian Pendidikan Kebudayan dan Pendidikan Tinggi Tahun 2023.
(Marieska Harya Virdhani)