JAKARTA - Mengenal MULO, sekolah umum di zaman Hindia Belanda. MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) adalah sebuah sekolah menengah pertama yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial belanda di Indonesia. Memiliki arti sekolah ‘Pendidikan Dasar yang Lebih Luas’.
Di Masa Hindia Belanda pendidikan merupakan salah satu program politik etis. Oleh karena itu pemerintah kolonial mulai membangun beberapa sekolah-sekolah yang ditujukan bagi rakyat menengah ke atas maupun untuk masyarakat umum seperti MULO yaitu sekolah pendidikan tingkat menengah, kemudian Kweekschoolen yatu sekolah guru pribumi, ataupun sekolah tinggi seperti Stovia yang memiliki fokus pada bidang kedokteran.
BACA JUGA:
Awal Berdiri MULO
Dilansir dari berbagai sumber, Senin (25/9/2023), mengenal lebih jauh tentang MULO merupakan sekolah pendidikan dasar yang berdiri pada tahun 1917-an. Pertama kali sekolah ini didirikan di Kota Bandung dan secara resmi sekolah ini dimiliki oleh pemerintah (Gubernemen). Sekolah ini memiliki lahan yang cukup luas dengan luas area tanah sekitar 13800 m². Di tahun 1919 sekolah ini resmi selesai dibangun.
Kemudian pada akhir tahun 1930an Sekolah MULO telah didirikan hampir di setiap kabupaten Jawa seperti di Magelang, Yogyakarta, Surakarta, Jakarta, Bogor, dan daerah-daerah lain. Perlu diketahui juga bahwa MULO merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang berdiri dimana pemerintahan kolonial.
Sistem Pendidikan MULO
Menggunakan bahasa belanda sebagai bahasa pengantar, sekolah MULO terbuka bagi masyarakat secara umum dan memiliki jumlah siswa yang beragam mulai dari siswa eropa, siswa pribumi, dan siswa asal timur.
Jenjang pendidikan di MULO ditempuh atas tiga tingkatan dan dilaksanakan selama 3-4 tahun. Ketentuan bagi mereka yang lulus ELS (Europeesche Lagere School) atau setara SD akan menempuh pendidikan selama 3 tahun, dan 4 tahun diluar lulusan ELS karena mereka membutuhkan kelas persiapan selama 1 tahun atau dikenal dengan sekolah Voor Klasse.
Pada umumnya jenjang kelas yang ditempuh di MULO yaitu Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Dimana siswa mendapatkan berbagai mata pelajaran seperti Bahasa Belanda, Bahasa Arab, Aljabar, Geometri, Ilmu Alam, Sejarah, Menggambar, Geografi, Bahasa Melayu, dan Bahasa Daerah.