JAKARTA – Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen, ciri dan contohnya penting untuk diketahui. Cerpen, atau cerita pendek adalah sebuah bentuk prosa fiksi yang biasanya singkat dan fokus pada pengembangan karakter atau plot dalam jangka waktu yang terbatas.
Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (16/9/2023), bagi kamu yang suka bahasa Indonesia dan menulis cerpen, penting untuk mengetahui seluk beluk cerpen. Hal itu untuk memudahkan kamu dalam menulis.
Ciri Cerpen
1. Panjang yang Terbatas
Cerpen biasanya memiliki panjang yang terbatas, biasanya berkisar antara 1.000 hingga 20.000 kata.
2. Fokus pada Satu Konflik
Cerpen sering kali berfokus pada satu konflik utama atau peristiwa yang ingin disampaikan kepada pembaca.
3. Karakter Terbatas
Karena keterbatasan panjangnya, cerpen biasanya memiliki jumlah karakter yang terbatas. Ini memungkinkan penulis untuk mengembangkan karakter-karakter utama dengan lebih mendalam.
4. Pengembangan Karakter
Meskipun cerita pendek, cerita sering kali berhasil mengembangkan karakter utama dengan baik. Pembaca dapat merasakan perubahan atau perkembangan karakter selama cerita berlangsung.
5. Plot yang Sederhana
Plot dalam cerpen cenderung sederhana dan fokus pada konflik utama.
Dalam sebuah cerpen terdapat unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membentuk struktur dan makna cerita tersebut. Mari kita bahas keduanya.
Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam teks cerpen itu sendiri, yang membentuk inti dari cerita dan memengaruhi bagaimana cerita tersebut dipahami. Unsur intrinsik meliputi :
1. Tema
Tema adalah gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerita. Tema merupakan inti cerita dan sering kali merangkumi pesan moral atau ide-ide yang dijelaskan dalam cerita.
Contoh : Dalam cerpen “kebajikan Mengalahkan Kejahatan”, tema utamanya adalah kebaikan dan kejujuran yang akhirnya mengatasi kejahatan dan ketidakjujuran.
2. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah perspektif dari mana cerita diceritakan. Ini dapat menjadi naratif orang pertama (diceritakan oleh salah satu karakter dalam cerita) atau naratif orang ketiga (diceritakan oleh seseorang di luar cerita).
Contoh : Dalam cerpen “The Tell-Tale Heart” karya Edgar Allan Poe, cerita diceritakan dari sudut pandang orang pertama oleh karakter yang tidak disebutkan namanya.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah karakter-karakter dalam cerita. Sedangkan penokohan mengacu pada cara karakter-karakter ini digambarkan dan dikembangkan dalam cerita.
Contoh : Dalam cerpen “Paman Toms Cabin” karya Harriet Beecher Stowe, tokoh utama adalah Uncle Tom, Eva, dan Simon Legree. Penokohan mereka menggambarkan perbedaan sikap terhadap budak dan perjuangan mereka dalan menghadapinya.
4. Latar (Setting)
Latar adalah tempat dan waktu di mana cerita berlangsung. Ini menciptakan latar belakang cerita dan dapat memengaruhi suasana cerita.
Contoh : Dalam cerpen “The Lottery” karya Shirley Jackson, latar ceritanya adalah sebuah desa kecil pada hari yang cerah di musim panas.
5. Alur (Plot)
Alur adalah rangkaian peristiwa yang menggambarkan perkembangan cerita dari awal hingga akhir. Ini mencakup konflik, klimaks, dan penyelesaian cerita.
Contoh : Dalam cerpen “Anak Desa” karya Pramoedya Ananta Toer, konflik muncul ketika tokoh utama, anak desa, harus menghadapi tantangan besar di kota.
6. Gaya penulisan
Gaya penulisan mencakup cara penulis menyampaikan cerita, termasuk penggunaan bahasa, narasi, dialog, dan figur retoris.
Contoh : Dalam cerpen “The Tell-Tale Heart” karya Edgar Allan Poe, gaya penulisan yang intens menciptakan suasana menegangkan dan mengekspresikan kegilaan karakter utama.
7. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerita. Amanat sering kali berkaitan dengan tema dan bisa menjadi pelajaran yang bisa diambil dari cerita.
Contoh : Dalam cerpen “Kisah Si Anak Durhaka”, amanatnya adalah pentingnya menghormati orang tua dan memiliki rasa kasih sayang terhadap mereka.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar teks cerpen itu sendiri, yang dapat memengaruhi pemahaman dan penilaian pembaca terhadap cerita. Unsur ekstrinsik meliputi :
1. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis mencakup sejarah, pengalaman, nilai-nilai, dan konteks pribadi penulis yang dapat memengaruhi cara cerita ditulis dan maknanya.
Pengaruh : Penulis sering kali menggunakan pengalaman pribadi, pandangan dunia, atau peristiwa dalam kehidupan mereka sebagai inspirasi untuk cerita. Misalnya, pengalaman pribadi penulis dalam menghadapi kesulitan keuangan dapat tercermin dalam cerita tentang karakter yang mengalami kesulitan serupa.
Contoh : Ernest Hemingway, seorang penulis terkenal, sering menggunakan pengalaman perangnya sebagai latar belakang untuk karya-karyanya, seperti “A Farewell to Arms”.
2. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat mencakup faktor-faktor seperti budaya, nilai-nilai sosial, sejarah, politik, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat pada saat cerpen ditulis. Latar belakang ini memengaruhi cara cerita mencerminkan aspek-aspek sosial dan budaya.
Pengaruh : Cerpen sering kali merefleksikan atau mengomentari kondisi sosial dan budaya pada masa penulisannya. Penulis dapat menggunakan cerita untuk menggambarkan atau mengkritik masalah sosial tertentu.
Contoh : George Orwell dalam cerpen “ Animal Farm” menggunakan cerita tentang hewan-hewan di sebuah peternakan untuk mengkritik sistem politik dan sosial pada zamannya.
3. Konteks Sejarah dan Budaya
Ini mencakup pemahaman tentang kondisi sejarah dan budaya di mana cerpen tersebut ditulis. Ini membantu pembaca memahami referensi, nilai-nilai, dan ideologi yang mungkin ada dalam cerita.
Pengaruh : Penulis sering memasukkan elemen-elemen budaya dan sejarah dalam cerita mereka yang relevan dengan waktu dan tempat di mana cerita itu dibuat.
Contoh : Dalam cerpen “The Great Gatsby” karya F. Scott Fitzgerald, latar belakang budaya tahun 1920-an di Amerika Serikat memainkan peran penting dalam cerita.
BACA JUGA:
4. Analisis Kritik
Pendekatan kritis yang digunakan untuk menggali makna, simbolisme, dan struktur cerpen. Ini melibatkan pemahaman yang lebih dalam tentang unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Pengaruh : Analisis kritik dapat membantu pembaca melihat makna yang lebih dalam pada cerpen, mengidentifikasi tema yang tersembunyi, atau mengeksplorasi pesan yang mungkin tidak terlihat secara langsung.
Contoh : Pendekatan feminis dapat digunakan untuk menganalisis cerpen-cerpen dengan fokus pada peran gender dan ketidaksetaraan.
5. Tanggapan Pembaca
Respons dan reaksi individu atau kelompok terhadap cerpen. Tanggapan ini dapat bervariasi dan memengaruhi cara cerita itu diinterpretasikan.
Pengaruh : Berbagai tanggapan pembaca dapat membantu melihat bagaimana cerpen tersebut diterima oleh berbagai audiens dan dapat memperkaya pemahaman tentang cerita itu.
Contoh : Reaksi pembaca terhadap cerpen “The Catcher in The Rye” karya J.D.Salinger telah beragam, dengan beberapa pembaca melihatnya sebagai kritik sosial dan yang lainnya sebagai cerita tentang masa remaja yang sulit.
6. Konteks Penulisan
Mencakup informasi tentang motivasi penulis, niat, atau latar belakang penulisan cerpen.
Pengaruh : Mengetahui latar belakang penulisan cerpen dapat membantu dalam memahami niat penulis, pesan yang ingin disampaikan, atau peristiwa yang mungkin memengaruhi penulisan cerita.
Contoh : Memahami bahwa penulis Franz Kafka hidup di Praha dan mengalami perubahan politik yang signifikan dapat membantu dalam interpretasi karya-karyanya seperti “The Metamorphosis”.
7. Nilai yang Terkandung
Ini mencakup nilai-nilai moral atau pesan yang terkandung dalam cerpen. Nilai-nilai ini sering kali merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis.
Pengaruh : Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen dapat membentuk pandangan pembaca tentang moralitas dan etika dalam kehidupan.
Contoh : Dalam cerpen “The Gift of The Magi” karya O. Henry, nilai-nilai pengorbanan dan cinta tulus sangat terkandung dalam cerita.
(Marieska Harya Virdhani)