JAKARTA - Namanya Eziefule Oluebube Magnificient, mahasiswa asing asal Nigeria. Dia sedang menempuh pendidikan beasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Berkat kehebatannya bersama tim dan teman-temannya, dia membuat sebuah inovasi berupa aplikasi untuk mempermudah pelayanan dokter dan pasien.
Alhasil, Mag, sapaannya, meraih prestasi sebagai juara 2 kategori kelompok upstream pada ajang kompetisi Bio Farma x Massachusetts Institute of Technology (MIT) Hacking Medicine. Mag bersama rekan-rekan satu timnya menampilkan Biobot sebagai inovasi yang mereka buat.
BACA JUGA:
Dalam kompetisi tersebut, secara acak Mag dikelompokkan ke dalam tim yang berjumlah 5 orang. Selain dirinya sendiri, anggota kelompok lain adalah Anggit Wignya Adi Prasasti (Apoteker, dari Indonesia); Sakshi Raj (Dokter, dari India); Marchel Andrian Shevchenko (Insiyur/Engineer, dari Indonesia); dan Mohammad Ryan Alhakim (Insiyur/Engineer, dari Indonesia). Sumber data yang diperoleh oleh Biofarma berasal dari data penjualan distributor.
“Namun, data penjualan dari distributor tersebut sering kali tidak akurat dan dapat mengakibatkan perkiraan permintaan yang kurang tepat. Setelah berbagai interaksi yang intensif, kami mengusulkan pendekatan yang lebih baik, yaitu mengumpulkan data langsung dari konsumen atau pasien. Maka dari itu, kami merancang sebuah aplikasi yang memungkinkan kami untuk mengumpulkan data dari konsumen atau pasien saat mereka melakukan pembelian melalui aplikasi tersebut,” tutur Mag,” katanya dalam laman resmi FKUI, dikutip Jumat (8/9/2023).
Lebih lanjut Mag menjelaskan bahwa aplikasi yang mereka buat memiliki keunggulan yaitu dapat menciptakan catatan kesehatan, menyimpan catatan rekam medis pasien, memiliki sistem penilaian (rating system), pengguna atau pasien dapat mengetahui efektivitas obat, dan juga dapat digunakan untuk mengetahui ketersediaan obat. Dari sisi industri, keunggulan aplikasi ini adalah terakses data secara real time dan menciptakan prediksi permintaan yang akurat.
“Kesimpulannya, kami mempertimbangkan kepatuhan pasien dan memasukkan sistem penghargaan ke dalam aplikasi,” jelas Mag.
Proses penjurian dilakukan terhadap 200 peserta yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari berbagai negara seperti Singapura, Australia, Nigeria, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, India, dan Malaysia. Para peserta telah dibagi kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 2 kelompok besar yaitu kelompok upstream dan downstream. Setiap kelompok mempresentasikan rancangan inovasi beserta solusinya di hadapan para juri yang merupakan pakar healthcare ecosystem berasal dari dalam maupun luar negeri.
Eziefule Oluebube Magnificient, berasal dari Nigeria, sejak tahun 2022 tercatat sebagai mahasiswa asing pada Program Magister Ilmu Biomedik (PMIB) FKUI melalui program UI Degree Scholarship for International Student atau UI Great dibawah bimbingan Prof. dr. Wawaimuli Arozal M.Biomed, Ph.D. Melalui program beasiswa ini, memungkinkan mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan Magister di Universitas Indonesia. Beasiswa yang diterima mencakup bantuan biaya visa mahasiswa, bantuan tiket pesawat, dan bantuan biaya hidup. Selain Mag, pada tahun 2022 FKUI menerima 6 mahasiswa lainnya melalui Program UI Great, yaitu 3 mahasiswa yang berkuliah di PMIB, dan 3 mahasiswa di Program Magister Ilmu Gizi. Di tahun 2023 ini PMIB FKUI kembali menerima 2 warga negara asing sebagai mahasiswa, keduanya berasal dari Pakistan.
Mag mengatakan alasan ia tertarik melanjutkan pendidikannya di FKUI. “Selama proyek penelitian sarjana saya, saya meneliti pengaruh ekstrak buah bit dan sirsak dalam air terhadap kadar elektrolit jantung tikus yang diobati dengan doxorubicin (obat kemoterapi). Penelitian tersebut masih memerlukan studi lebih lanjut. Kecintaan saya terhadap penelitian mendorong saya untuk mencari lokasi studi yang dapat memberikan fasilitas penelitian untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan untuk karir akademis pilihan saya. Saya sangat yakin bahwa di PMIB FKUI akan mewujudkan impian saya tersebut,” tuturnya.
BACA JUGA:
Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik FKUI Prof. dr. Wawaimuli Arozal M.Biomed, PhD mengatakan, “PMIB FKUI telah aktif menerima mahasiswa asing dalam upaya kami untuk memperluas cakupan penelitian dan kolaborasi internasional. Kami memahami pentingnya keragaman budaya dan pandangan dalam dunia ilmu biomedik, dan kami berkomitmen untuk memberikan lingkungan akademik yang berdaya saing global. Program beasiswa UI Great telah membantu mahasiswa-mahasiswa berbakat dari berbagai negara untuk mengejar studi mereka di FKUI,” katanya.
(Marieska Harya Virdhani)