Di samping itu, tambah Arif, bahwa sebenarnya skripsi sebagai syarat penentuan lulus tidak ada diberlakukan di negara lain seperti Amerika dan Inggris. Dia pun membandingkan mahasiswa S1 IPB University itu tingkat kesulitan risetnya setara S2.
"Kalau kita lihat di negara lain memang tidak ada itu (skripsi). Anak saya di Amerika itu enggak ada skripsi, kuliah selesai lulus aja. Di Inggris sampai S2 pun gak pake tesis. Indonesia itu standarnya berat sekali, bahkan S1-nya Indonesia itu sebenarnya sebagian besar itu bisa ditafsirkan S1 di IPB itu kualitasnya, risetnya setara dengan S2 kan kasian dibebani dengan standar tinggi banget," katanya.
BACA JUGA:
Diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim telah mengeluarkan aturan baru yakni skripsi tidak wajib menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa jenjang Sarjana (S1) atau Diploma 4 (D4). Aturan ini tertuang dalam Permendikbudristek No 53 Tahun 2023 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Pengganti skripsi nantinya bisa berbentuk tugas akhir sesuai keputusan masing-masing perguruan tinggi. Tugas akhir tersebut bisa berbentuk macam-macam, bisa berbentuk prototipe, proyek, bisa berbentuk lainnya.
(Marieska Harya Virdhani)