JAKARTA - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terbukti membantu kehidupan manusia. Melihat kemajuan AI tersebut, mendorong guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Eng Nanik Suciati SKom MKom mengembangkan visi komputer dalam AI melalui penelitian yang menjadi bentuk kemajuan kemampuan analisis informasi AI. Salah satunya membaca aksara naskah kuno.
“Dengan berkembangnya visi komputer dapat menghasilkan AI yang lebih akurat dalam pekerjaannya,” ucapnya saat orasi ilmiah berjudul Visi Komputer: Teknik, Peran, dan Tantangan dalam Menganalisis Informasi Visual saat dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-161 ITS, dikutip dari laman resmi ITS, Kamis (24/8/2023).
BACA JUGA:
Dia melakukan penelitian dalam pengenalan aksara Bali. Kepala Laboratorium Komputasi Cerdas dan Visi ini menilai prosesnya cukup menantang karena aksara berada di naskah lontar kuno.
Mengenal Naskah Lontar
Naskah Lontar merupakan dokumen warisan sejarah Bali yang ditulis menggunakan pisau khusus (pengrupak) pada daun lontar kering. Meskipun begitu, istri dari Ludi Hariyanto ini tetap gigih melakukan penelitiannya. Nanik menilai pengaplikasian AI di sini akan memudahkan pelestarian budaya kuno ke depannya.
BACA JUGA:
Nanik menganggap penelitiannya yang berfokus pada bahasa isyarat menjadi yang paling menantang. Hal tersebut dikarenakan dataset yang digunakan untuk AI berbentuk video, sehingga AI bekerja lebih banyak.
Guna menstabilkan kinerja AI, Nanik menggunakan teknik normalisasi Coordinate Recalculation untuk mengurangi variasi koordinat keypoints terhadap frame video, sehingga pengenalan AI lebih stabil terhadap gambar dan lebih akurat.
Di samping banyaknya peran dan manfaat yang diberikan visi komputer dalam AI, tidak lepas juga tantangan di baliknya. Lulusan magister dari Hiroshima University, Jepang ini menerangkan, masalah umumnya terdapat pada dataset yang masih kurang untuk melatih Deep Learning agar AI menyelesaikan tugasnya. Meskipun begitu, Nanik menilai penelitiannya dapat dikatakan sukses.
“Pada ujicoba pengenalan isyarat kata, AI menghasilkan kinerja akurasi tertinggi sebesar 99,90 persen,” tutur ibu empat anak ini.
BACA JUGA:
Terakhir, anggota Indonesia Artificial Intelligence Society ini melihat teknologi kecerdasan artifisial memberikan banyak hal yang positif. Selama menjadi dosen di ITS, Nanik bersyukur karena penelitian AI semakin diperdalam seiring waktu.
“Semoga melalui penelitian visi komputer saya ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan membantu menaikkan kualitas tridharma perguruan tinggi,” katanya.
(Marieska Harya Virdhani)