JAKARTA - Salah satu jenis kanker yang harus diwaspadai adalah kanker tiroid yang menyerang kelenjar tiroid di leher. RS Universitas Indonesia (RSUI) dari Kampus UI mengajak masyarakat untuk ikut mewaspadai gejalanya dan bagaimana cara pengobatannya.
Dalam keterangan resmi yang diterima Okezone, Selasa (2/8/2023), dalam rangka Hari Kanker Kepala dan Leher Sedunia, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUI dr. Livy Bonita Pratisthita, Sp.PD menjelaskan tiiroid adalah kelenjar yang berada di leher di depan trakea dan berbentuk seperti kupu-kupu. Hormon yang diproduksi pada kelenjar tiroid diperlukan untuk menjaga fungsi metabolisme dan organ tubuh seperti pencernaan, jantung, dan reproduksi.
Dokter Livy mengatakan bahwa tren kejadian kanker tiroid semakin meningkat. Berdasarkan data dari WHO tahun 2020, terdapat 586.202 kasus baru. Kejadiannya tiga kali lebih sering pada perempuan dibandingkan laki-laki. Penyebab kanker tiroid seperti pada kanker lain tidak diketahui, yang jelas terjadi perubahan DNA pada sel tiroid. Mutasi (perubahan) DNA pada sel tiroid membuat sel-sel tersebut tumbuh dan berlipat ganda dengan cepat, hingga akhirnya membentuk massa atau benjolan yang disebut dengan tumor. Tumor ini bisa bersifat jinak atau ganas. Jika sifatnya ganas, tumor ini dapat menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening atau organ lain.
Faktor Risiko dan Gejala Kanker Tiroid
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu munculnya mutasi tersebut, diantaranya terpapar radiasi atau nuklir, faktor genetik (ada riwayat anggota keluarga dengan kanker tiroid), jenis kelamin perempuan, kurangnya asupan yodium, adanya penyakit tiroid sebelumnya, dan kondisi obesitas yang memicu peradangan.
Beberapa tanda dan gejala kanker tiroid diantaranya, adanya benjolan di leher dengan peningkatan ukuran, perubahan suara menjadi serak, sulit menelan/bernapas, batuk terus-menerus tanpa gejala flu, serta adanya nyeri di leher atau tenggorokan. Bila menemukan tanda dan gejala tersebut, segera periksa ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik, laboratorium hormon tiroid, radiologi USG, biopsi jaringan tiroid dan sebagainya.