Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Keren! Mahasiswa ITS Sulap Sampah Plastik jadi Bahan Bakar

Muhammad Fadli Rizal , Jurnalis-Jum'at, 05 Mei 2023 |08:18 WIB
Keren! Mahasiswa ITS Sulap Sampah Plastik jadi Bahan Bakar
Mahasiswa ITS (Laman ITS)
A
A
A

 

SURABAYA - Tim Fuchelia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan alat daur ulang plastik menjadi bahan bakar. Bahan bakar bernama Smart Reducer Gas Pyrolysis itu diharapkan bisa menjadi solusi mengatasi permasalahan sampah plastik.

Salah satu anggota Tim Fuchelia, Immanuel Nathanael Lumban Gaol mengatakan bahan bakar fosil masih menjadi kebutuhan, namun ketersediaannya terbatas.

"Seiring berkembangnya industri pertanian, saat ini bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama sejumlah petani. Sedangkan ketersediaannya semakin menipis hingga berdampak pada harga yang mahal," kata Nathanae (Nuel)l dikutip Antara.

 BACA JUGA:

Dengan itu, kata Nathanael, perlu adanya bahan bakar ramah lingkungan, seperti bahan bakar hasil pirolisis limbah plastik. Tim yang melibatkan tujuh mahasiswa Departemen Kimia ITS itu kemudian merancang teknologi tepat guna dengan teknik pirolisis limbah.

Alat yang dirancang merupakan sebuah teknologi untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak yang tersusun atas beberapa bagian. Yakni reaktor 18 liter, pipa penghubung, kondensor, dan penampung produk.

 BACA JUGA:

Nuel memaparkan konsep pirolisis yang diterapkannya ini merupakan proses pemanasan bahan padat dalam keadaan oksigen yang terbatas atau bahkan tanpa oksigen.

"Alat yang kami kembangkan ini menggunakan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) sebagai bahan baku dengan produk luarannya berupa minyak," ujarnya.

Sedangkan dari segi teknis, kata Nuel, cara kerja dari Smart Reducer Gas Pyrolysis ini dimulai dengan memilah dan memisahkan sampah plastik yang akan dicacah sampai diperoleh ukuran terkecil.

Dilanjutkan dengan proses pirolisis dengan memasukkan 5-10 kilogram plastik ke dalam reaktor, dan dipanaskan menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

"Maka, plastik akan meleleh dan mengalami proses perengkahan menjadi hidrokarbon rantai yang lebih pendek," ujarnya.

Dengan panas yang ditambahkan terus-menerus dalam reaktor tersebut membuat lelehan plastik menguap. Uap hasil pemanasan akan dialirkan menuju kondensor untuk didinginkan, sehingga diperoleh cairan berupa minyak hasil.

"Minyak pirolisis ini yang dimanfaatkan untuk bahan bakar mesin diesel untuk menghidupkan alat-alat pertanian," kata Nuel.

Guna mengurangi emisi karbon, Nuel dan tim juga menambahkan zat aditif berupa minyak kayu putih ke dalam minyak pirolisis dengan target hasil minyak yang lebih jernih.

Pada knalpot mesin diesel dengan penggunaan minyak pirolisis juga akan ditambahkan karbon aktif.

“Dengan demikian, di saat penggunaannya, diesel tidak akan menimbulkan bau menyengat,” ujarnya.

( Muhammad Fadli Rizal)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement