SURABAYA - Nadia Balqis Azzhara, seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang berkesempatan untuk belajar dan kuliah di University of Padua, Italia.
Ia mendapatkan kesempatan ini melalui program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA).
Dikutip dari laman resmi Unair, meski Nadia, panggilan akrabnya memiliki keterbatasan dalan berbahasa Italia, hal tersebut tidak menyurutkan ketertarikannya dan tetap memilih negara ini menjadi tujuan studinya.
Ia pun memilih University of Padua dan mengambil mata kuliah; English in Intercultural Settings, Psychology of Individual Differences and Work and Organisational Psychology.
Perbedaan Sistem Pendidikan di Italia dan Indonesia
Nadia mengaku, sistem pendidikan di Italia dan Indonesia sangat berbeda. Para dosen di Italia sangat open kepada mahasiswanya. Misalnya, para dosen sangat menyukai mahasiswa yang tidak takut untuk aktif berdiskusi dengannya termasuk untuk mahasiswa Internasional seperti dirinya.
“Tapi, aku terkadang mengalami kesulitan dimana para dosen memiliki aksen Inggris yang sukar dipahami. Hal ini mendorong aku untuk tak menyerah untuk menghadapi hal tersebut,” ujar Nadia.
Follow Berita Okezone di Google News
Sosialisasi dengan Warga Lokal
Â
Nadia selama di Italia tidak hanya mengenyam pendidikan, namun juga bersosialisasi dengan warga lokal.
Salah satunya, kegiatan Challenges Indonesia Day Out. Kegiatan itu mengajarkan warga lokal untuk membatik dengan canting, belajar menggunakan kain batik, mencoba makanan, dan permainan tradisional khas Indonesia.
Hal Unik yang Dialami Nadia Selama di Italia
Sebagai umat muslim tinggal di negara dengan minoritas muslim merupakan hal yang challenging.
Nadia mengatakan, masjid di Eropa sangat sulit dijangkau karenanya ia harus menuju ke ruang ganti di departemen store untuk melakukan ibadah sholat dikala ia sedang melakukan perjalanan ke Italia.
Fasilitas kesehatan yang ada di negara Eropa sangat responsif, dimana ia sempat mengalami alergi makanan dan ia harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Hal ini ia alami saat melakukan perjalanan ke Milan.
“Staf kesehatannya bener-bener cekatan, aku langsung dibantu untuk telepon ambulan dan penanganan alerginya serta semua penanganan kesehatannya gratis. Aku kaget karena aku mengira akan bayar dan sempat overthinking karena biaya kesehatan di Eropa cukup mahal,” tambah Nadia.
Di akhir, ia berpesan untuk para calon awardee IISMA 2023 untuk tidak perlu takut untuk mencoba dan jangan fokus pada hasilnya. Kalian lakukan yang terbaik selama proses seleksi.
“Aku kaget banget, kalau antusiasme warga lokal sangat tinggi. Mereka suka dengan indomie goreng dan semangat untuk membuat batik bersama. Hal ini yang nggak akan terlupakan,” tambah Nadia.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.