Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fenomena Jaksel dan Bagaimana Mahasiswa Menanggapinya

Alif Naufal Saputra , Jurnalis-Sabtu, 04 Maret 2023 |16:20 WIB
Fenomena Jaksel dan Bagaimana Mahasiswa Menanggapinya
Ilustrasi/Freepik
A
A
A

Fenomena Jaksel ini bukan hanya dirasakan oleh kaum-kaum yang berkerja Di SCBD. dan sekitarnya, namun juga terasa oleh mahasiswa dan mahasiswi kampus yang letaknya di Jakarta Selatan.

Beberapa dari mereka cenderung mengikuti budaya jaksel yang masing-masing sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif jika diikuti.

“Pada dasarnya memang tidak dapat dipungkiri untuk mahasiswa yang dijaksel berbaur terhadap fenomena jaksel ini. Menjadi personality yang adapatif memang perlu agar tidak kehilangan identitas kita disamping akulturasi dalam fenomena ini” jelas Iqbal.

Aktivitas seperti berbicara dengan Bahasa campuran Indonesia dengan Bahasa Inggris, sering nongkrong di kafe, atau bahkan sesekali datang ke tempat hiburan malam merupakan beberapa aktivitas yang normalnya disebut 'Jaksel Banget'.

Jika mengambil positifnya, anak-anak Jaksel sangat terbuka atau open minded akan perkembangan dari segi budaya, bahasa, dan seni.

Keterbukaan mereka akan hal tersebut membuat mereka sangat up to date dan dapat mengikuti tren di dunia yang modern seperti sekarang ini.

Namun jika berbicara mengenai negatifnya anak Jaksel terkenal akan budaya konsumtifnya yang tentu budaya konsumtif.

“Untuk menyikapi konsumtifitas ini kita perlu memahami yang mana kebutuhan hidup dan yang mana gaya hidup” jelas Iqbal.

Sebagai pengamat akan fenomena jaksel ini. Bagaimana mahasiswa menyikapi akan hal tersebut ya tergantung mereka menangkap definisi dari Jaksel itu sendiri.

Realitanya di lapangan bahwa, beberapa dari mahasiswa rantau yang berasal dari luar DKI Jakarta datang ke Jakarta Selatan untuk berkuliah, namun ketika sampai di Jakarta Selatan mendapatkan Culture Shock, sehingga ketika tinggal di Jaksel malah terbawa arus negatifnya sehingga malah tidak fokus untuk menuntut ilmu dan malah lebih banyak nongkrong dan jajannya dibanding belajarnya.

Menyikapi hal ini Iqbal Ramadhan, M.IP memberikan saran agar mahasiswa di Jakarta Selatan dapat menyikapi fenomena ini dengan baik.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement