JAKARTA - Sebelum adanya mesin jahit, manusia membuat pakaian dengan cara manual yaitu hanya menggunakan jarum sebagai alat untuk membuatnya.
Jarum yang digunakan untuk membuat pakaian berasal dari bahan-bahan yang sekarang ini dianggap tidak lazim, seperti tembaga, tulang, gading ataupun batu. Jarum tersebut dipakai untuk menyatukan kulit hewan agar bisa menjadi sebuah pakaian. Sedangkan benang yang digunakan terbuat dari serat-serat otot hewan.
Pada tahun 1755, Charles Weisenthal orang berkebangsaan Jerman yangg tinggal di Inggris, mematenkan penemuan jarum yang dirancang khusus untuk dipakai pada sebuah mesin, kemudian pada 1790, Thomas Saint yang berasal dari inggris mematenkan mesi jahit pertama buatannya.
Alat yang diciptakan oleh Thomas Saint merupakan sebuah alat yang bisa membuat lubang pada kulit hewan, sehingga dapat dimasukkin jarum dan benang ke dalamnya. Akan tetapi, alat tersebut tidak bisa berjelan dengan baik, sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Pada tahun 1830, Barthelemy Thimonier berhasil menciptakan mesin jahit yang mdah dan praktis untuk digunakan oleh masyarakat. Mesin jahit yang diciptakannya ini hanya bisa menggunakan satu benang dan sebuah jarum.
Namun kehadiran mesin jahit tersebut tidak dihargai oleh masyarakat, karena masyarakat terutama para penjahit lokal masih membuat baju dengan cara manual. Bahkan, Barthelemy hampir tewas karena pabrik garmen milikinya sempat dibakar oleh sejumlah penjahit yang takut usahanya tersaingi akibat ditemukannya mesin jahit ciptaannya itu.
Follow Berita Okezone di Google News