Share

Bagaimana Kehidupan Manusia Purba yang Tinggal dalam Gua dan Budaya Apa Saja yang Dihasilkan

Aryo Hadi Wibowo, Okezone · Senin 02 Januari 2023 06:15 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 01 624 2738221 bagaimana-kehidupan-manusia-purba-yang-tinggal-dalam-gua-dan-budaya-apa-saja-yang-dihasilkan-IDALb3p2gt.jpg Ilustrasi/Okezone

JAKARTA - Simak, bagaimana kehidupan manusia purba yang tinggal dalam gua dan budaya apa saja yang dihasilkan, menarik untuk dibahas.

Zaman purba adalah suatu dimana zaman ribuan atau jutaan tahun yang lalu ditinggali oleh manusia masa purba yang belum mengenal tulisan dan membaca.

Manusia purba mengandalkan alam untuk bertahan hidup (nomaden), mereka akan tinggal didalam gua untuk menetap dan bergantung pada alam.

Di dalam gua tersebutlah manusia-manusia purba layaknya tinggal di perkampungan dan terdapat jejak kebudayaan yang mereka tinggalkan yang membekas.

Alasan memilih gua

Diperkirakan bahwa manusia sebagian hidup di hutan dan membuat tempat tinggal namun ada juga sebagian tinggal di dalam gua.

Pemilihan gua sebagai tempat tinggal sebab dapat melindungi manusia zaman purba itu dari panas, hujan, badai, serta cuaca buruk.

Follow Berita Okezone di Google News

 Pemilihan gua biasanya dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni kondisi di sekitar yang tidak terlalu lembab dan dekat dengan sumber air, lalu faktor ketersediaan sumber makanan.

Selain itu faktor hewan buas pada zaman purba lah yang menjadikannya faktor kuat untuk manusia purba tinggal di dalam gua.

Di dalam gua ternyata manusia-manusia purba meninggalkan jejak dan budaya, hal itu dibuktikan dengan hasil penemuan tulang Sampung di Gua Lawa dekat Sampung.

Yang dihasilkan manusia purba

Kebudayaan Tulang Sampung

Alat-alat manusia purba zaman mesolitikum yang ditemukan di gua tersebut di antaranya alat-alat batu seperti mata panah dan flake, batu penggiling, dari tulang tanduk.

Sebagian alatnya ditemukan di Sampung, oleh sebab itu dinamakan Kebudayaan Tulang Sampung.

Hal itu dijelaskan dalam hasil penelitian tentang abris sous roche, yakni gua menyerupai ceruk batu karang yang digunakan sebagai tempat tinggal yang dilakukan oleh Van Stein Callenfels, penelitian itu dilakukan dari 1928 sampai 1931.

Kebudayaan Toala

 

Ditemukanya alat-alat serpih atau flake, mata panah bergigi, juga alat-alat tulang yang diteliti oleh dua orang saudara berkebangsaan Swiss, Fritz sarasin dan Paul Sarasin menentukan gua di Lumancong, Sulawesi Selatan 1893 sampai 1896.

Van Stein Callenfels meneliti kebudayaan tulang Sampung juga memastikan bahwa kebudayaan Toala adalah kebudayaan Mesolitikum yang berlangsung sejak 3.000 sampai 1.000 SM.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini