Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa ITS Buat Inovasi Bangunan Kayu Kokoh Tahan Gempa

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 19 Desember 2022 |17:08 WIB
Mahasiswa ITS Buat Inovasi Bangunan Kayu Kokoh Tahan Gempa
Tim Acintya ITS/Dok. ITS
A
A
A

SURABAYA - Tim Acintya yang terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat inovasi memodelkan bangunan tahan gempa di Indonesia.

Hal ini terdorong dari melihat Indonesia sebagai wilayah yang dikelilingi oleh Pacific Ring of Fire yang membuat negara ini memiliki wilayah geografis yang rawan akan gempa bumi.

Alexander Alvin Gunawan selaku Ketua Tim Acintya ITS mengungkapkan bahwa banyak sekali kerugian yang disebabkan akibat terjadinya gempa bumi di Indonesia.

Diketahui sejak tahun 2018, puluhan ribu fasilitas umum, rumah, bahkan nyawa manusia hilang akibat dampak gempa bumi.

Maka dari itu Alexander bersama anggota tim lainnya, M Luqman Figo dan Al Hafiz Akbar merancang bangunan tahan gempa dengan kemampuan daktilitas sebagai struktur utama.

Dikutip dari laman resmi ITS, Daktilitas secara sederhana adalah kemampuan struktur bangunan untuk meregang saat menerima beban maksimumnya sebelum runtuh.

Lebih dalam, Alexander memaparkan, semakin tinggi kemampuan daktilitas struktur maka semakin baik bangunan tersebut dalam menyerap energi gempa.

Dengan perencanaan tersebut juga, sambung Alexander, bangunan akan lebih lama untuk bisa runtuh sepenuhnya akibat gempa.

Hal ini memberikan waktu bagi penghuni bangunan keluar ke tempat terbuka.

“Untuk mencapai daktilitas yang tinggi, kami menggunakan kayu sebagai material bangunannya,” ujar Alexander.

Mahasiswa Departemen Teknik Sipil ini menuturkan, kayu digunakan karena mudah didapat dan memiliki kemampuan daktilitas dibandingkan beton. Selain itu, kayu juga merupakan material ringan, maka berat total struktur akan semakin ringan pula. “Dengan itu, gaya gempa yang diterima oleh struktur menjadi lebih kecil,” imbuhnya.

Menurut Alexander, untuk membangun bangunan yang kokoh, wajib memiliki struktur yang sederhana, simetris, dan kompak. Selain itu, distribusi massa, kekakuan, dan kekuatan diusahakan seragam dan terus menerus.

Dengan mengikuti hal tersebut, maka Tim Acintya merancang bangunan menggunakan struktur dengan bracing yang berbentuk V terbalik atau inverted V.

Bracing merupakan pengaku atau pengikat pada struktur yang dapat mendukung untuk menahan beban struktur. Lebih lanjut, bracing yang berbentuk V terbalik dipilih karena merupakan struktur yang sederhana, tetapi dapat menahan beban dengan baik.

Hal tersebut telah dibuktikan bahwa bracing inverted V memiliki ketahanan terbaik terhadap beban dari berbagai macam bentuk bracing yang ada.

Lewat inovasinya tersebut, Tim Acintya telah berhasil meraih juara III pada ajang berskala nasional Earthquake Resistant Design Competition WCC 2022 yang diselenggarakan oleh Teknik Sipil Universitas Warmadewa, akhir November lalu.

Tercatat dalam kompetisi tersebut, bangunan 11 lantai karya Tim Acintya ini berhasil menahan beban 1,2 kilogram setiap dua lantai saat pengujian beban bangunan.

(Natalia Bulan)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement