SURABAYA - Dewasa ini bencana alam tsunami merupakan salah satu fenomena yang banyak memakan korban jiwa.
Melihat kenyataan demikian, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pun menggagas sebuah inovasi berupa alat pendeteksi dini bencana alam tsunami berbasis infrasound bernama Observatorium.
Para mahasiswa yang terdiri atas Abdul Hadi, Mohammad Naufal Al Farros, dan Nindya Eka Winasis dari Departemen Teknik Fisika ITS.
Para mahasiswa yang tergabung ke dalam tim Sapu Jagad ini menggagas ide cemerlang yang dituangkan pada cabang perlombaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) berjudul Deteksi Dini Tsunami Menggunakan Sinyal Frekuensi Rendah (Infrasound) Berbasis Bayesian Infrasound Source Localization (BISL) dan Triangulasi Observatorium yang Ada di Indonesia.
Ketua tim Sapu Jagad Abdul Hadi menuturkan, inovasi yang digagas oleh timnya ini berbeda dengan alat pendeteksi tsunami yang sudah ada.
Observatorium ini dapat mendeteksi tsunami melalui infrasound atau suara dengan frekuensi rendah yang ditimbulkan dari adanya pergeseran lempeng bumi.