Dari berita tersebut banyak beredar informasi yang simpang siur mengenai penyakit ini, termasuk stigma dan diskriminasi masyarakat.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya kasus penyintas HIV/AIDS yang dikucilkan oleh tetangga, kerabat, bahkan keluarganya sendiri karena takut tertular.
“Padahal, HIV/AIDS bukanlah aib dan tidak semudah itu bisa menular melalui udara hingga sentuhan kulit. Maka dari itu, kami ingin mengedukasi masyarakat agar tidak salah dalam memahami penyakit HIV/AIDS, termasuk menghapus stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS,” imbuhnya.
Melalui poster tersebut, Tyasno berhasil menyisihkan puluhan tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
“Saat diumumkan menjadi juara, kami sangat bersyukur. Tentu, sebelumnya kami selalu optimis dan totalitas dalam melaksanakan setiap tahapan perlombaan. Kompetisi menjadi ajang pembelajaran bagi kami sehingga kami mengikuti dengan tekun tiap tahapan yang ada,” ungkapnya.
(Natalia Bulan)