JAKARTA - Pernahkah kalian merasakan dua emosi sekaligus? Contohnya seperti saat kita menyeberangi lautan atau mendaki gunung untuk melihat pemandangan alam sekaligus sunrise.
Kita pasti sering mengalaminya kan. Nah, ketika kita berada dalam kondisi tersebut, kita cenderung merasa senang, tertarik dan excited tapi juga merasa takut secara bersamaan.
Hal tersebut dinamakan dengan sublime experience. Namun ketakutan yang muncul bukan rasa takut, melainkan sesuatu yang sering dimanifestasikan sebagai rasa takut atau bisa disebut dengan istilah self-negation.
Rasa takut yang dihasilkan dalam self-negation memiliki intensitas fisiologis yang berbeda dengan rasa takut yang sering kita rasakan dalam keseharian.
Tapi mengklaim perasaan tertarik terhadap objek yang sifatnya menimbulkan rasa takut juga cukup problematik.
Karena pada dasarnya, kita memiliki indra tentang kecantikan atau sense of beauty yang adaptif secara evolusioner sehingga dapat menarik kita kepada objek atau lingkungan kondusif untuk bertahan hidup.
Follow Berita Okezone di Google News
Atau hal tersebut bisa disamakan dengan insting manusia. Sehingga kemudian bertentangan dengan perasaan tertarik akan objek-objek sublime seperti gunung, badai dan lain-lain yang seharusnya dihindari karena tidak kondusif bagi kelangsungan hidup.
Perasaan negatif seperti rasa takut cenderung dianggap sebagai hasil dari membayangkan interaksi fisik dengan objek sublime, seperti membayangkan jatuh dari jurang atau tenggelam di danau.
Sedangkan perasaan positif disebabkan oleh kegiatan imajinasi yang kita lakukan dengan objek sublime, seperti keindahan pemandangan dari atas gunung dan sebagainya.
Namun, sublime experience pasti akan dikaitkan dengan kondisi pencarian sensasi yang sering dilakukan oleh individu pecinta pengalaman extreme seperti menaiki wahana roller coaster atau semacamnya.
Akan tetapi pada dasarnya kedua hal ini berbeda. Terdapat realitas tertentu yang terkandung dalam sublime experience yaitu perasaan seakan kita menjadi suatu substansi yang kecil dan rapuh jika dibandingkan dengan objek sublime, seperti gunung, luar angkasa, bumi dan lainnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa sublime experience ada kaitanya dengan rasa ketidakberdayaan manusia terhadap alam semesta dan penyesuaian sikap kita terhadapnya.
Oleh karena itu, mengapa ada orang-orang yang mungkin tertarik dan menikmati hal-hal extreme seperti gunung berapi.
Keseluruhan diatas diperjelas dengan kembali pada unsur imajinatif yang terlibat dalam pembentukan emosi.
Alih-alih perasaan takut atau merasa tidak berdaya, keberadaan emosi positif seperti ketertarikan dapat menghasilkan kekaguman atau apresiasi terhadap objek sublime sehingga dapat menikmati dan merenungkan eksistensi objek sublime yang biasanya berupa alam.
Nisaul Aufa
Aktivis Persma Erythro FK UNS
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.