Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal 5 Tanaman Endemik Asli Indonesia, Ada yang Terancam Punah

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Kamis, 15 September 2022 |14:27 WIB
Mengenal 5 Tanaman Endemik Asli Indonesia, Ada yang Terancam Punah
Tanaman Kantong Semar/Antara
A
A
A

JAKARTA - Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki flora dan fauna endemik yang beragam.

Bahkan, beberapa di antaranya tidak dapat ditemukan di tempat lain. Iklim tropis dan tanah yang subur membuat Indonesia menjadi tempat yang pas untuk 25 ribu spesie tanaman tumbuh.

Indonesia sendiri sudah lama dikenal sebagai paru-paru dunia dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil.

Berikut ini adalah tanaman endemik asli Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

1. Anggrek Hitam

Anggrek Hitam merupakan salah satu tanaman endemik asli Indonesia yang terancam punah.

Tanaman dengan nama ilmiah Coelogyne pandurata ini merupakan spesies anggrek yang hanya tumbuh di daerah tertentu seperti di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatera.

Sesuai namanya, lidah bunga anggrek hitam memiliki warna hitam dengan sedikit corak garis berwarna hijau.

Tidak hanya unik dan indah, bunga anggrek hitam juga memiliki aroma yang harum. Sayangnya, keberadaan flora ini mulai terancam akibat penyempitan lahan hutan yang terjadi di Kalimantan.

2. Bunga Padma Raksasa (Rafflesia Arnoldii)

Sama seperti anggrek hitam, bunga padma raksasa atau yang lebih dikenal dengan nama Rafflesia arnoldii merupakan salah satu bunga endemik Indonesia yang terancam punah.

Melansir dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Rafflesia arnoldii pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera.

Bunga Rafflesia sendiri memilik 44 jenis, di mana 14 di antaranya tumbuh di Indonesia dan terdapat 11 jenis yang tumbuh di Sumatera.

Pada saat mekar, bunga ini dapat mencapai diameter 70 hingga 110 cm dengan tinggi hingga 50 cm.

Ukurannya yang besar membuat Rafflesia arnoldii disebut sebagai bunga terbesar di dunia.

Rafflesia arnoldii memiliki kelopak yang besar, tebal, dan kasar.

Kelopaknya berwarna merah atau oranye cerah dengan bintik-bintik putih. Bunga raksasa ini memiliki laju perumbuhan yang lama, yaitu 9 bulan, dan masa mekar hanya sekitar 5-7 hari.

Setelah mekar, Rafflesia arnoldii akan layu dan mati.

3. Kantong Semar

Kantong semar dikenal sebagai tumbuhan karnivora atau pemakan daging.

Mereka menangkap serangga-serangga kecil melalui sebuah kantong khusus yang dilapisi oleh lilin yang sangat licin sehingga membuat para serangga terjebak.

Tanaman ini mencerna serangga mangsanya menggunakan cairan asam bernama proteolase.

Tanaman kantong temar tumbuh pada lingkungan yang lembap dan secara epifit atau menempel pada batang pohon.

Wilayah yang menjadi pusat dari kantong semar di Indonesia adalah Kalimantan dan Sumatera.

Dari 85 jenis kantong semar yang ada di Indonesia, sayangnya 27 di antaranya terancam punah.

4. Matoa

Matoa adalah tanaman endemik asli dari Papua dengan nama latin Pometia pinnata.

Tanaman buah ini tumbuh pada tanah bertekstur liat dan hanya berbuah setahun sekali dengan rentang waktu Juli hingga Oktober.

Pohon Matoa dapat tumbuh hingga 20-40 meter dengan diameter 100 cm dalam waktu sekitar empat bulan.

asyarakat Papua menggolongkan buah ini berdasarkan tekstur dan wana kulit buah. Berdasarkan tekstur, matoa terbagi menjadi matoa kelapa dan matoa papeda.

Untuk penggolongan berdasarkan warna kulit, matoa terbagi menjadi emme bhanggahe (matoa kulit merah), emme anokhong (matoa kulit hijau) dan emme khabhelaw (matoa kulit kuning).

Buah matoa berbentuk seperti kelengkeng dan rasanya manis seperti durian. Selain di Papua, tanaman ini juga dapat ditemukan di Sulawesi dan Sumatera.

Buah ini memiliki penyebutan yang berbeda di setiap daerah.

Di Sumatera Utara, matoa dikenal dengan nama pakam, sedangkan di Minangkabau buah ini dikenal dengan nama langsek anggang.

5. Kayu Hitam Sulawesi

Kayu hitam Sulawesi yang memiliki nama latin Diospyros celebica termasuk ke dalam jenis tanaman eboni.

Pohon ini merupakan tanaman endemik dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

Sesuai namanya, kayu hitam Sulawesi memiliki warna cokelat gelap agak kehitaman dengan permukaan kayu yang halus dan licin.

Melansir dari laman Himaba UGM, pohon ini dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, seperti tanah berkapur, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah berbatu yang tidak tergenang air.

(Natalia Bulan)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement