Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perangkat Belajar Kebudayaan Kreasi Mahasiswa UM Tarik Antusias Ratusan Siswa di Thailand

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 05 September 2022 |12:07 WIB
Perangkat Belajar Kebudayaan Kreasi Mahasiswa UM Tarik Antusias Ratusan Siswa di Thailand
Perangkat belajar kebudayaan kreasi mahasiswa UM menarik untuk ratusan siswa di Thailand/Avirista Midaada
A
A
A

MALANG - Perangkat Nusa yang menjadi media pembelajaran kebudayaan bagi siswa-siswi sekolah dasar (SD) telah diujicobakan di beberapa sekolah.

Bahkan selain diujicobakan di Malang, sekolah di luar negeri tepatnya di Thailand juga menjadi objek ujicoba penerapan perangkat Nusa ini.

Perangkat media pembelajaran Nusa Balok Susun Menara ini menjadi bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kewirausahaan yang mendapat pembiayaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Perangkat Nusa karya lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) ini terinspirasi dari permainan Uno yang dimodifikasi dengan menyampaikan informasi pakaian adat dari masing-masing provinsi di Indonesia.

Saat ini di perangkat Nusa jilid satu ada 21 provinsi dari 37 provinsi yang ada di Indonesia saat ini. Masing-masing provinsi diwakili satu pakaian adat lengkap dengan penjelasannya.

Tak ketinggalan balok dari Nusa yang berwarna-warni dapat menarik siswa-siswi SD untuk belajar mendalami kebudayaan.

Naufal Yuan Nabila selaku ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Nusa mengungkapkan, ada empat sekolah yang sudah dicoba menerapkan pembelajaran ini.

Dari jumlah sekian itu, mayoritas siswa - siswi di sekolah tersebut cukup antusias mendalami kebudayaan pada setiap provinsi di Indonesia.

"Diujicobakan di tiga sekolah di Indonesia, dua sekolah di Kabupaten Malang dan satu di kota malang di SD laboratorium UM. Semuanya cukup antusias dan tertarik," ucap Naufal Yuan Nabila, kepada MNC Portal, pada Senin (5/9/2022).

Bahkan Naufal juga membawa perangkat media pembelajaran Nusa kreasinya dan teman-temannya ke Thailand saat program pengenalan budaya di siswa-siswi SD di negeri Gajah Putih, julukan Thailand tersebut.

"Kalau sewaktu di Thailand itu bahasa penjelasannya diubah menjadi bahasa Inggris. Mereka sangat antusias dengan budaya Indonesia, apalagi di rekaman suara juga ada musik-musik, yang membuat mereka kayak mengalur seperti itu tertarik. Apalagi dengan gambarnya yang lucu, sehingga dapat mengangkat antusiasme belajar mereka. Tidak hanya belajar tapi juga bermain," jelasnya.

Dari hasil uji coba penerapan Nusa Susun Balok Menara, Nauval mengklaim cukup efektif.

Pasalnya para siswa bisa belajar kebudayaan dan seluk-beluk adat istiadat di sejumlah provinsi di Indonesia, tak hanya teori saja tapi juga ada instrumen suara, gambar, dan teks.

"Jadi mereka tidak hanya teori saja juga praktek melihat langsung, mendengarkan, serta bergerak secara aktif tidak hanya duduk mendengarkan materi saja," ungkap mahasiswa asal Ponorogo ini.

Ke depan selain pakaian adat istiadat dari 21 provinsi yang sudah dibuat di jilid pertama, akan ada jilid kedua pakaian adat dari 16 provinsi.

Tak hanya itu, variasi juga bakal dikembangkan dengan menampilkan rumah adat, tarian adat, upacara adat dan sebagainya.

"Stikernya yang tertempel juga rencananya akan kami ganti sablon, tapi kita belum menemukan sablonkan di mana, sementara untuk pengembangannya sablon. Variasi budaya juga akan kita tambah, akan ada rumah adat, tarian adat, upacara adat, dan lain sebagainya. Jadi ada seri-seri berikutnya, ini busana adat," tukasnya.

(Natalia Bulan)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement