Share

Universitas Brawijaya Galang Kerjasama Atasi Penularan Wabah Penyakit PMK

wahab firmansyah, Koran Sindo · Selasa 23 Agustus 2022 12:44 WIB
https: img.okezone.com content 2022 08 23 65 2652752 universitas-brawijaya-galang-kerjasama-atasi-penularan-wabah-penyakit-pmk-aJ53F1Zd9k.jpg Universitas Brawijaya/Foto: Okezone

PASURUAN - Universitas Brawijaya (UB) menggalang kerjasama untuk menangani penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Indonesia. Kolaborasi itu di antaranya melalui lokakarya yang mengusung tema “Membangun Sinergi Penerapan Manajemen Krisis untuk Mengatasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku".

(Baca juga: Satgas Sebut Virus PMK Terkendali dalam 3 Minggu Terakhir)

Kegiatan ini dilakukan secara luring selama dua hari di KPSP Setia Kawan, Nangkojajar, Pasuruan pada Senin (22/8/2022) dan di KUD Karang Ploso, Malang pada Selasa (23/8/2022).

Lokakarya ini diselenggarakan Universitas Brawijaya bekerjasama dengan U.S. Dairy Export Council (USDEC).

“Kami bersyukur dengan terciptanya solidaritas antara pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, serta media untuk bersama-sama bangkit melawan wabah PMK yang saat ini sedang terjadi. Kami harapkan kerjasama ini bisa terus terjalin serta berkelanjutan dengan dukungan yang lebih besar lagi dari berbagai pihak,” kata Guru Besar Ilmu Gizi Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan UB, Prof Hendrawan Soetanto, Selasa (23/8/2022).

Ist

Hendrawan mengajarkan para peternak cara membuat ramuan herbal untuk membantu meningkatkan imunitas hewan ternak, obat herbal untuk penyembuhan luka, serta mengajak para peternak untuk membudidayakan beberapa “Tanaman Ajaib” seperti Echinacea dan juga Moringa (kelor).

Ketua Umum DPP KNPI, Muhammad Ryano Panjaitan menyebut kurangnya jumlah Puskeswan di Kabupaten Pasuruan harus mendapatkan perhatian khusus. Apalagi di tengah merebaknya wabah PMK. Di sisi lain ia juga mengapresiasi pemerintah yang sejauh ini sudah berhasil menyediakan 7 juta vaksin PMK untuk didistribusikan kepada para peternak di berbagai wilayah di Indonesia.

Selain itu, Arie Sri Hardiastuti dari Departemen Kimia UB juga memperkenalkan manfaat eco-enzyme kepada para peternak serta mengajarkan cara pembuatannya.

Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Kabupaten Pasuruan, Diana Lukita Rahayu menambahkan, pihaknya sudah menerima lebih dari 85.000 dosis vaksin.

Follow Berita Okezone di Google News

Saat ini, vaksin tersebut sudah diberikan kepada 60 persen populasi sapi di wilayahnya. “Alhamdulillah kami juga sudah memulai vaksinasi kedua," ujarnya.

Namun, tantangan terberat berikutnya adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan hewan untuk melakukan vaksinasi.

"Di wilayah kami hanya terdapat 5 Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) untuk mencakup 24 kecamatan. Sehingga ini menjadi sebuah tantangan yang cukup berat,” ucapnya.

Sedangkan Direktur PT BULS (Berdikari United Livestock), Irman Yasin Limpo yang turut hadir juga menyampaikan bahwa tenaga kesehatan hewan di Kabupaten Sidrap juga terbatas.

“Jumlah dokter hewan sangatlah tidak memadai untuk dapat merawat lebih dari 6.000 ekor sapi pada fasilitas yang luasnya 11.000 hektare. Oleh karena itu kami juga menyerap tenaga dari SMK Peternakan dan juga veteriner lulusan universitas,” katanya.

USDEC Country Manager for Indonesia, Arief Rashidi menyampaikan, aksi solidaritas ini diharapkan dapat mendapatkan dukungan yang lebih besar di kemudian hari.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini