Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Arti Ungkapan Jawa Kebo Nusu Gude, Ini Maknanya

Rina Anggraeni , Jurnalis-Senin, 15 Agustus 2022 |08:37 WIB
Arti Ungkapan Jawa Kebo Nusu Gude, Ini Maknanya
Ilustrasi (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Arti ungkapan Jawa kebo nusu gude bakal diulas dalam artikel ini. Ungkapan itu merupakan suatu istilah pepatah yang biasa dipakai orang jawa.

Pepatah sendiri kerap digunakan untuk menjelaskan fenomena kehidupan di masyarakat. Misalnya sebagai pengungkap, ilustrator, pernyataan serta alat penasihat yang berharga atau bahasa komunikasi. 

Tidak hanya berharga bagi para tokoh besar, melainkan juga untuk masyarakat umum. Karena pepatah sendiri memliki bentuk yang ringkas, serta tidak jarang menjadi sebuah solusi bagi seseorang untuk menyederhanakan suatu masalah yang kompleks.

Pepatah memiliki pengertian dan bentuk yang hampir sama dengan bidalan. Namun, bedanya pepatah memiliki rangkaian perkataan berkerat-kerat atau berpatah-patah.

Nah, peribahasa jenis pepatah ini memiliki isi yang ringkas, bijak, dan seolah-olah diucapkan untuk mematahkan pernyataan orang lain.

Adapun, arti ungkapan jawa kebo nusu gude ini  atau kerbau menyusu ke anak kerbau maknanya lebih bersifat universal.

Dalam bahasa Indonesia, seekor induk kerbau menyusu pada anaknya. Ironis bukan? Yang semestinya seekor kerbau menyusui anaknya (gudel). Artinya  adalah orang tua yang selalu minta diajari oleh seorang anak, atau dapat juga diartikan orang tua yang selalu minta diajari oleh anak muda. Mungkin ini bisasa saja menjadi sebuah kewajaran diera yang serba teknologi.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak yang diberikan HP akan jauh lebih pandai mengoperasikan dan menggunakan alat komunikasi ketika kita berikan dia HP. Dengan dengan mudah mengoperasikan game, mencari informasi, hiburan dll. Bagiamana dengan dunia diera digital yang mengglobal sekarang?

Jangan merasa pintar, di atas langit ada langit. Gambaran di atas menggambarkan orang tua yang selalu minta diajari kepada yang lebih muda. Tua dalam hal ini tidak selalu identik dengan banyaknya angka pada usia seseorang. Akan tetapi, bisa terjadi pada orang yang tidak selalu meng-Update. Seakan dirinya terkurung bagai katak dalam tempurung. Merasa pintar, menjadikan lupa bahwa pengetahuan yang kita dapat harus diupdate.

(RIN)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement