Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa UNS Hadirkan Doctor Javanese Minicamp, Gerakan Dokter Belajar bahasa Jawa

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 26 Mei 2022 |15:51 WIB
Mahasiswa UNS Hadirkan Doctor Javanese Minicamp, Gerakan Dokter Belajar bahasa Jawa
Gerakan Doctor Javanes Minicamp/Dok Humas UNS
A
A
A

Program ini menyasar mahasiswa Prodi Kedokteran UNS, baik mahasiswa preklinik maupun dokter muda. Selain menghasilkan figur dokter yang bisa berbahasa Jawa serta menjunjung tata krama, Doctor Javanese Minicamp juga turut andil dalam menangani kesehatan masyarakat. Ariva dan kawan-kawannya pernah menggelar bakti sosial bagi masyarakat di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten pada bulan Maret lalu. Kegiatan yang terselenggara antara lain adalah penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi dengan dokter spesialis berpengalaman, cek tekanan darah, cek asam urat, kolesterol, dan cek gula darah secara gratis.

Adapun, program belajar bahasa Jawa yang terdapat dalam program Doctor Javanese Camp adalah bimbingan kelas bahasa Jawa secara intensif sebanyak tiga sesi. Fokus kelas bahasa dibagi menjadi keterampilan anamnesis, penyuluhan, dan menjadi pewara. Usai mengikuti rangkaian kelas bahasa, para peserta akan mengikuti bakti sosial di Galpentjil Heritage di Desa Pereng sebagai sarana implementasi ilmu yang telah didapatkan. Implementasi kegiatan telah terlaksana pada bulan Maret lalu, sedangkan untuk periode berikutnya, Ariva mengatakan kegiatan akan hadir kembali pada bulan November 2022.

Sebagai inisiator Doctor Javanese Camp, Ariva berharap agar program ini dapat terus berkembang.

“Harapannya, program ini dapat terus berkembang dan mencetak dokter dambaan yang piawai memahami keluhan masyarakat berbahasa Jawa, terutama lansia,” kata Ariva.

Di tengah kepadatan jadwal sebagai mahasiswa kedokteran, Ariva mengaku bahwa tantangan terbesar dalam menjalankan program ini adalah beban akademik dan kesibukan lain yang cukup banyak dengan waktu yang terbatas.

Namun, sebagai penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (Baktinusa) oleh Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD), dirinya terus mencoba berpegang teguh pada prinsip melayani yang menjadi salah satu karakter yang ditanamkan pada penerima manfaat Baktinusa.

Pada akhir wawancara, Ariva berpesan agar mahasiswa kedokteran tetap aktif mengasah kemampuan berbahasa Jawa.

“Tetaplah aktif mengasah skill berbahasa Jawa untuk menolong pasien yang membutuhkan. Tidak hanya sekadar memberikan perawatan fisik kepada mereka, tapi lebih dari itu bisa berbagi kasih, semangat, dan harapan dengan bahasa yang akrab dengan keseharian pasien,” pungkas Ariva.

Sosok Ariva membuktikan bahwa sivitas akademika UNS mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya agen perubahan ke arah yang positif. Kehadirannya membawa angin segar dalam kehidupan masyarakat.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement