JAKARTA - Untuk sebagian orang, kuliah merupakan pengalaman baru yang menyenangkan. Kamu bisa bertemu orang baru dengan berbagai latar belakang. Tidak menutup kemungkinan kamu pun menyukai teman atau kenalan yang ada di kampus.
Saat masih SMA, mungkin orang tua kamu melarang kamu berpacaran. Barangkali mereka menganggapmu belum dewasa sehingga takut kamu mengambil jalan yang salah. Maka, saat memasuki dunia perkuliahan kamu merasa sudah lebih dewasa. Pada akhirnya, kamu tertarik untuk kuliah sambil pacaran.
Akan tetapi, risiko kuliah sambil pacaran itu tetap ada loh meskipun kamu merasa sudah dewasa. Meskipun pada awal menjalin hubungan, kamu mungkin merasakan euforia. Kamu merasa begitu bahagia karena bisa memiliki si dia. Terlebih lagi, kamu sangat mencintai pasanganmu dan begitu pula sebaliknya.
Tanda Kuliah Sambil Pacaran yang Tidak Sehat
Cinta saja tidak cukup untuk membangun hubungan yang sehat. Jika kuliah sambil pacaran yang kalian jalin tidak sehat, performa akademik bisa terganggu. Kamu tidak mau IPK kamu hancur, bukan?
Oleh karena itu, kamu perlu mengenal tanda-tanda pacaran yang tidak sehat. Dengan begitu, kamu bisa paham kapan hubunganmu dengan pasangan bermasalah, perlu diperbaiki, atau bahkan diakhiri.
Kamu merasa bersalah tanpa tahu penyebabnya
Apakah pasanganmu sering membuat kamu merasa bersalah? Namun, sejatinya kamu sendiri tidak melakukan kesalahan dan tidak tahu di mana letak kesalahanmu. Kemudian, pada akhirnya kalian bertengkar. Mungkin juga kamu mengalah dan memilih minta maaf untuk menghindari pertengkaran. Apakah kamu mengalami kondisi ini saat kuliah sambil pacaran?
Merasa cemburu berlebihan
Cemburu merupakan bentuk kepedulian, asalkan masih dalam batas wajar. Akan tetapi, jika kamu atau pasangan merasa cemburu berlebihan, bisa jadi kalian memiliki hubungan yang tidak sehat. Cemburu berlebihan bisa jadi tanda bahwa kamu atau pasangan tidak lagi saling percaya sepenuhnya.
Apakah pasangan kamu sering cemburu berlebihan sampai membatasi interaksi kamu dengan lawan jenis? Misalnya saat sedang kerja kelompok dengan teman lawan jenis, pasanganmu menelpon terus-menerus karena takut kamu berpaling darinya.
Atau mungkin pasangan kamu bahkan membatasi kamu boleh hangout dengan siapa. Imbasnya kehidupan sosial kamu menjadi berantakan karena hubungan kamu dengan teman-teman kamu menjadi renggang.