JAKARTA - Susunan organisasi BPUPKI terdiri dari seorang ketua serta dua orang wakil ketua. Selanjutnya, nama-nama besar lain tercatat sebagai anggota, termasuk Soekarno.
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau disebut dalam bahasa Jepang sebagai Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dibentuk pada 29 April 1945.
BPUPKI dibentuk sebagai realisasi janji kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945 dari pemerintah Jepang. Di lembaga ini, dasar negara Indonesia dirumuskan.
Anggota BPUPKI berjumlah 63 orang, termasuk Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua, Itibangase Yosio (anggota luar biasa yang berkebangsaan Jepang) dan R. Pandji Soeroso (merangkap Tata Usaha) masing-masing sebagai wakil ketua.
Dr. KRT. Rajiman Wedyodiningrat diangkat ketua (kaityo), bukan Soekarno, yang pada waktu itu dianggap sebagai pemimpin nasional yang utama. Demikian dilansir dari laman Kemhan.
Pengangkatan tersebut disetujui oleh Soekarno, alasannya, sebagai anggota biasa akan lebih mempunyai banyak kesempatan untuk aktif dalam diskusi-diskusi.
Berikut ini adalah beberapa nama yang masuk dalam anggota BPUPKI tersebut:
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (Ketua)
R.P. Soeroso (Wakil Ketua)
Itiibangse Yoshio (Wakil Ketua)
Ir. Soekarno
Drs. Moh. Hatta
Muhammad Yamin
Johannes Laturhary
R. Hindromartono
R. Soekardjo Wirjopranoto
K.H. Ahmad Sanusi
Tang Eng Hoa
Soerachman Tjokroadisoerjo
RAA. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
KRMTH. Woerjaningrat
Achmad Soebardjo
Prof. Dr. R. Djenal Asikin Widjajakoesoema
RM . Abikoesno Tjokrosoejoso
Parada Harahap
RM. Sartono
KH. Mas Mansoer
Drs. KRMA. Sosrodiningrat
R. Soewandi
KH. Abdul Wachid Hasjim
P.F Dahler
Dr. Sukiman Worjosandjojo
Mr. KRMT. Wongsonegoro
R. Oto Iskandar Di Nata
AR. Baswedan
Abdoel Kadir
Dr. Samsi Sastrowidagdo
A.A Maramis
R. Samoeddin
R. Sastromoeljono
KH. Abdoel Fatah Hasan
R. Asikin Natangera
GPH. Soerjohamidjojo
Ir. P. Mohammad Noor
Pembicaraan mengenai rumusan dasar negara Indonesia melalui sidang-sidang BPUPKI berlangsung dalam dua babak, yaitu: pertama, mulai 29 Mei sampai 1 Juni 1945; dan kedua, mulai 10 Juli sampai 17 Juli1945.
Sidang pleno BPUPKI pertama, sidang dibuka dengan sambutan Saiko Syikikan, Gunseikan, yang menasehati BPUPKI agar mengadakan penelitian yang cermat terhadap dasar-dasar yang akan digunakan sebagai landasan negara Indonesia merdeka sebagai suatu mata rantai dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya.
(Widi Agustian)