Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Lutfia Dwi Kurniasih , Jurnalis-Jum'at, 28 Januari 2022 |08:20 WIB
10 Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani
Prasasti Ciareuteun yang menggunakan bahasa Sansekerta. (Foto: Kemendikbud)
A
A
A

7. Farsi

Nenek moyang bahasa Farsi atau Persia adalah Persia Kuno. Bahasa ini pertama kali dibuktikan dalam prasasti Darius I yang memerintah antara tahun 522 dan 486 SM.

Selain itu ada pula Prasasti Behistun yang merupakan prasasti multibahasa yang keberadaannya sangat penting untuk penguraian aksara paku karena mencakup tiga versi teks yang sama, ditulis dalam bahasa Persia Kuno, Elam, dan Babilonia (berbagai bahasa Akkadia).

8. Koptik Mesir

Sekitar abad ke-2 SM, bahasa Mesir mulai ditulis dalam alfabet Koptik (penyesuaian dari alfabet Yunani), sehingga bahasa Koptik dapat dianggap sebagai tahap terakhir dari bahasa Mesir.

Sayangnya, bahasa ini mungkin akan segera punah karena hanya sedikit orang di dunia yang menggunakan bahasa Koptik sebagai bahasa sehari-hari mereka.

9. Gaelik Irlandia

Tulisan-tulisan Gaelik Irlandia paling awal berasal dari abad ke-4 M, dalam bentuk aksara Ogham linier, dalam tahap bahasa yang dikenal sebagai Irlandia Primitif. Kemudian, Irlandia Primitif beralih ke Irlandia Kuno melalui abad ke-5.

Selama waktu ini, bahasa Irlandia menyerap beberapa kata Latin dan pada abad ke-10, ia berkembang sekali lagi menjadi Irlandia Tengah, yang diucapkan di seluruh Irlandia dan di Skotlandia dan Pulau Man.

10. Bahasa Tamil

Bahasa Tamil merupakan bahasa non-Sanskerta tertua di India sejak 300 SM silam, yang ditemukan di gua hingga tembikar.

Tulisan Tamil paling awal dibuktikan dalam prasasti dan pecahan tembikar dari abad ke-5 SM. Namun, dengan ditemukannya Tolkāppiyam yakni teks tata bahasa Tamil paling kuno dan karya sastra Tamil tertua yang masih ada, para ahli mulai memperdebatkan usia sebenarnya dari bahasa Tamil.

Sayangnya, saat ini tidak ada bukti arkeologis yang mendukung klaim ini, sehingga para ahli tetap berpegang pada temuan asli.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement